HUT Menwa ke-63, Kasad Ingatkan Mahasiswa ITB untuk Miliki Wawasan Kebangsaan
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Inovasi secara fundamental dalam hal perkembangan teknologi memberikan dampak yang cukup besar dalam tatanan kehidupan di negara Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pengguna internet terus mengalami peningkatan. Data mencatatkan bahwa pengguna internet di negara ini telah mencapai angka 196.7 juta pengguna sehingga memastikan seluruh pengguna internet memiliki budaya literasi yang baik menjadi sebuah kewajiban yang harus segera pemerintah perhatikan. Jika tidak, keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang akan menjadi taruhannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M., dalam acara Kuliah Umum Peringatan HUT ke-63 Menwa Mahawarman Jawa Barat, Senin (13/06/2022). Acara ini dihadiri oleh pejabat militer Menwa, Wakil Gubernur Jawa Barat, dan berbagai civitas akademik ITB. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara luring di Auditorium Sabuga ITB pada pukul 09.45 WIB. Adapun topik yang dibawakan oleh Jenderal Dr. Dudung adalah “Arti Penting Wawasan Kebangsaan dalam Rangka Memupuk Rasa Cintah Tanah Air dan Nasionalisme”.
Di awal pemaparannya, Jenderal Dr. Dudung menyatakan bahwa saat ini negara Indonesia sedang dihadapi persoalan yang mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan nasional. Permasalahannya adalah berbagai konflik yang terjadi akibat maraknya kasus berita bohong di Indonesia. Data menyebutkan, negara ini menduduki peringkat 99 dari 179 negara dalam kategori tingkat kerentanan terjadinya suatu konflik di suatu negara.
“Hari ini, masyarakat Indonesia seringkali tidak memedulikan fakta. Akibat sering mendapatkan berita bohong, emosi mereka mudah dikendalikan dan potensi timbulnya konflik pun menjadi sangat mungkin terjadi. Padahal, jika memerhatikan kondisi negara lain, konflik inilah yang menyebabkan banyak negara hancur dari masa kejayaannya. Sebagai contoh saja negara Uni Soviet,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa selain dari akibat berita bohong, tingginya keragaman dan perbedaan antarbangsa Indonesia menjadi tantangan lain yang perlu diperhatikan oleh negara dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini. Ia menyebutkan, mempertahankan negara dalam bingkai kebhinekaan ini jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan perjuangan pahlawan terdahulu dalam memerdekakan Indonesia. Alasannya adalah karena musuh yang berasal dari bangsa sendiri itu sulit untuk dideteksi sehingga pergerakannya tidak mudah untuk diatasi.
Adapun salah satu cara yang bisa dilakukan dalam menghadapi persoalan tersebut adalah dengan menanamkan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Nilai-nilai dari wawasan tersebut di antaranya adalah sikap menghormati perbedaan, kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, optimisme, dan nasionalisme.
“Nilai-nilai seperti rela berkorban, menghormati perbedaan, pantang menyerah, dan beberapa sikap lainnya harus dipahami sebagai wawasan kebangsaan. Dengan demikian, para pemuda kita akan dengan menyatu secara utuh menjadi bagian dari jiwa Indonesia dan akan menciptakan sikap toleransi yang mampu mempercepat akses keadilan bagi siapa saja,” jelasnya.
Di akhir sesi pemaparan, Jenderal Dr. Dudung berharap bahwa seluruh wawasan kebangsaan tersebut harus segara diajarkan dan dimiliki oleh seluruh mahasiswa di Indonesia. Alasannya adalah karena mahasiswa memegang empat peranan penting dalam tatanan kehidupan di Indonesia, yaitu sebagai agen perubahan, penjaga nilai, penerus bangsa, dan yang terakhir adalah seorang pengontrol sosial.
“Saya berharap, sebagai mahasiswa, kalian harus yakin kepada diri kalian sendiri bahwa kalian mampu menjadi sosok yang memiliki wawasan luas dan karakter yang berkualitas serta mampu mengaplikasikan seluruh nilai wawasan kebangsaan bagi negara Indonesia di masa depan,” pungkasnya.
Reporter: Nur Rama Adamas (Teknik Sipil, 2020)