ITB Lakukan Edukasi Lingkungan dan Pelatihan Pembuatan serta Pemasaran Produk Hand Sanitizer di Garut

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Keterangan foto: Mahasiswa Kimia ITB beserta Mahasiswa Kimia Unjani menunjukkan percobaan sederhana kepada siswa SMAN 30 Desa Cihurip (Sumber: Dok. Dr. Muhammad Yudhistira)

GARUT, itb.ac.id-Dosen beserta mahasiswa dan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengabdian masyarakat di Desa Jayamukti dan Desa Cihurip Kecamatan Cihurip Kabupaten Garut pada 11 dan 18 September 2021. Kegiatan tersebut befokus pada edukasi lingkungan serta workshop pemulihan perekonomian masyarakat.

ITB berkolaborasi dengan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Universitas Pakuan (Unpak), Universitas Garut (Uniga), dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat tersebut.

Menurut Dosen Kimia ITB, Dr. Muhammad Yudhistira Azis, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keresahan masyarakat setempat mengenai timbunan sampah, dan sumber perekonomian yang kurang maksimal akibat pandemi COVID-19.

Kegiatan yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB serta Himpunan Kimia Indonesia (HKI) cabang Jawa Barat-Banten ini memiliki enam kegiatan terdiri dari (1) penyuluhan dan sosialisasi kualitas air bersih dan identifikasinya serta penerapan protokol kesehatan, (2) workshop pembuatan hand sanitizer yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK) AMISCA ITB secara luring, (3) worshop pembuatan lilin oleh mahasiswa Unjani, (4) pengoptimalan pengolahan limbah menjadi produk oleh mahasiswa UMMI secara luring, (5) penyuluhan/pelatihan pemasaran produk hand sanitizer, lilin, dan produk hasil pengolahan limbah berbasis digital oleh alumni Kimia ITB serta mahasiswa Uniga dan Unpak, dan (6) percobaan kimia sederhana untuk anak SMA.

Dr. Muhammad Yudhistira Azis dan tim melakukan penyuluhan lingkungan berupa edukasi mengenali sumber air yang layak minum dan hal-hal yang dapat mencemari sumber air dan juga dampak yang ditimbulkan dari air tercemar baik untuk manusia maupun ekosistem perairan air.

*Keterangan foto: Dr. Muhammad Yudhistira Azis melakukan penyuluhan kepada warga Karang Taruna Desa Jayamukti dan Desa Cihurip (Sumber: Dok. Dr. Muhammad Yudishtira)

“Kegiatan ini melibatkan 30 warga Karang Taruna dari dua desa berbeda, warga Karang Taruna dijadikan sasaran kegiatan sebagai pionir dan pelopor wawasan masyarakat untuk kemajuan desa,” kata Yudhistira.

Dilakukan juga pelatihan pembuatan produk hand sanitizer dan sabun aromaterapi dari minyak atsiri lokal yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi Kimia ITB serta mahasiswa Prodi Kimia Unjani. Menariknya, pada pengabdian masyarakat kali ini terdapat pelatihan pemasaran produk berbasis digital oleh alumni ITB serta tim dari Uniga dan Unpak. Aktivitas lain yang dilakukan adalah edukasi pengoptimalan pengolahan limbah yang dibawakan oleh UMMI, serta percobaan kimia sederhana untuk siswa SMA oleh mahasiswa ITB dan mahasiswa Unjani.

“Setelah kegiatan ini dilaksanakan, harapannya masyarakat dapat mengidentifikasi masalah kuaitas air terbangun inisiatif untuk hidup bersih di bantaran Sungai Sukaregang Desa Jayamukti Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut. Selain itu, warga dapat membuat produk hand sanitizer dan sabun cair minyak atsiri,” jelasnya seperti keterangan yang diterima Humas ITB, Jumat (5/11/2021).

Melalui kegiatan ini, ia berharap masyarakat Kecamatan Cihurip dapat memulihkan perekonomian setempat yang terdampak pandemi COVID-19 dengan menjual produk hasil edukasi kegiatan kolaborasi ini berupa hand sanitizer dan produk pengolahan limbah dengan metode pemasaran secara digital.

Yudishtira menyebutkan bahwa selain melibatkan 30 warga Karang Taruna, kegitaan ini mengikutsertakan 20 siswa SMA untuk kegiatan percobaan kimia sederhana di SMAN 30 Desa Cihurip. Masyarakat setempat menyambut baik pengabdian masyarakat ini, dan sangat antusias dalam mengikutinya.

Menurutnya, kegiatan pengabdian masyarakat kali ini cukup unik, karena dilakukan secara hybrid yaitu luring dan daring. Selain itu, adanya kolaborasi dengan empat universitas di Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya. Yudhistira berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Harapannya, desa ini bisa menjadi tempat penelitian akademisi ITB dan hasilnya dapat diterapkan kembali untuk membangun desa tersebut.

Sumber: Rilis