IAEA Buka Kesempatan Mahasiswa dan Alumni ITB Berkarir di Organisasi Internasional

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Pedro Alvarez Cobacho, selaku perwakilan Division of Human Resources IAEA sedang mengenalkan tentang IAEA.


BANDUNG, itb.ac.id -- Duta Besar RI untuk Wina, sekaligus Ketua Dewan Guberbur International Atomic Energy Agency (IAEA), Darmansjah Djumala, mengajak mahasiswa dan lulusan ITB untuk dapat mendaftar dan bekerja di organisasi-organisasi internasional dunia. Ajakan tersebut disampaikannya dalam “Workshop on Working at IAEA and Other UN Organization” yang telah diadakan di Ruang Auditorium CC Timur ITB pada (2/11/2018).

Darmansjah mengatakan bahwa selama ini Indonesia mengalami situasi yang disebut underpresented atau terlalu sedikitnya perwakilan yang bekerja untuk organisasi-organisasi Internasional dunia, seperti PBB, UNESCO, UNICEF, IAEA, dan lainnya. Untuk perbandingan saja, dari sekitar 240 organisasi internasional yang ada di dunia, ada beberapa organisasi Internasional yang jumlah pegawainya 46.700 orang. Namun dari sekitar 46.700 orang tersebut, hanya 94 orang yang berasal dari Indonesia atau hanya sekitar 0,2%. Hal ini sangat disayangkan mengingat besarnya sumberdaya manusia dan para tenaga ahli yang dimiliki Indonesia.

Darmansjah  juga menekankan  pentingnya bekerja di organisasi Internasional dari segi politik luar negeri. Pertama untuk mengangkat citra Indonesia di mata dunia. Hal ini menjadi krusial karena tingkat partisipasi suatu negara akan turut pula membangun respect dunia internasional terhadap negara tersebut. Kedua yaitu sebagai representasi kepentingan Indonesia di dunia internasional. “Kepentingan-kepentingan Indonesia akan lebih terwakili dan dapat diakomodasi oleh dunia internsional apabila suara-suara tersebut gencar diperdengarkan,” katanya. 

Hal ini tentunya hanya akan dicapai apabila terdapat cukup suara yang mewakili Indonesia melalui staff-staff yang bekerja di organisasi Internasional. Melalui staff-staff ini pula, informasi terkait kebijakan organisasi tersebut dapat dengan jelas tersampaikan ke Indonesia. 

*Foto: Duta Besar RI untuk Wina, sekaligus Ketua Dewan Guberbur International Atomic Energy Agency (IAEA), Darmansjah Djumala.

Penyebab keterwakilan Indonesia di organisasi internasional yang masih underpresented ini salah satunya akibat ketidaktahuan masyarakat, terutama kalangan akademisi dan tenaga professional. Oleh sebab itu,  Darmansjah berharap dengan diadakannya workshop seperti ini, peluang Indonesia untuk bekerja di organisasi Internasional akan meningkat. 

Workshop yang diisi langsung oleh Pedro Alvarez Cobacho, selaku perwakilan Division of Human Resources IAEA tersebut, mengupas secara jelas bagaimana proses pendaftaran dan seleksi untuk dapat berpartisipasi di IAEA. IAEA merupakan salah satu organisasi Internasional dunia yang memiliki concern untuk dapat menciptakan penggunaan nuklir sebagai sumber energi ataupun untuk kepentingan militer secara damai di seluruh dunia. Tak hanya tenaga professional yang sudah memiliki gelar S1 dan S2, mahasiswa S1 pun dapat berpartisipasi di IAEA sebagai peserta magang.  Pedro juga memberikan kiat-kiat untuk dapat lolos seleksi dari mulai pengumpulan berkas hingga proses wawancara.

Tak hanya terbatas untuk suatu keilmuan, berbagai organisasi internasional juga membuka kesempatan bekerja untuk bidang-bidang seperti ekonomi, finance, public relation, IT. Pedro mengungkapkan betapa mulianya bekerja untuk organisasi internasional dunia. Bekerja tak hanya untuk misi ekonomi pribadi tetapi juga menyuarakan perdamaian serta hidup yang lebih baik untuk umat manusia.  

Pihak Kedubes RI juga akan memberikan dukungan maksimal untuk para pelamar kerja di organisasi Internasional berupa surat-surat rekomendasi dan berbagai dukungan lainnya. Ada berbagai skema pembiayaan yang ditawarkan pula, baik dengan pembiayaan dari ITB, IAEA, ataupun pribadi.

Reporter: Karimatukhoirin