ICDC: Tingkatkan Taraf Ekonomi Masyarakat Desa Melalui Potensi Lokal
Oleh Bangkit Dana Setiawan
Editor Bangkit Dana Setiawan
ICDC ini mengusung konsep social enterprise dalam memaksimalkan upaya community development berbasis riset dan inovasi. "Kami memosisikan ICDC sebagai integrator triple helix, yakni akademisi-bisnis-pemerintah yang kemudian melibatkan peran komunitas dalam melakukan pengembangan masyarakat," jelas Adjie selaku Direktur dan Founder ICDC. ICDC ini didirikan pada April 2012 lalu, dengan program Desa Inovasi Mandiri (DIM). "Konsep DIM ini adalah memaksimalkan potensi ekonomi lokal dengan melakukan transfer teknologi dan inovasi yang tepat," tambah Adjie. DIM ini dimulai dengan salah satu desa di Lembang dengan komoditi potensial lokalnya adalah susu sapi.
Sampai saat ini, ICDC sudah memiliki 9 desa binaan yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat. Desa Lempuyang, Kabupaten Majalengka merupakan desa yang juga menjadi binaan ICDC ini. 90% masyarakat Desa Lempuyang berprofesi sebagai petani dengan penghasilan rata-rata hanya senilai Rp450.000,00 setiap bulannya. Selama ini, Desa Lempuyang menjadi salah satu sentra produsen ikan lele di Majalengka, namun kondisinya hampir setiap rumah memiliki kolam ikan yang tidak produktif. Padahal permintaan konsumen terhadap ikan lele mencapai 2 ton setiap harinya.
Melalui kerjasama dan partisipasi aktif dari pertani, guru, perangkat desa, ibu rumah tangga, dan juga ICDC menyusun rencana dalam membuat kolam ikan yang produktif serta bisnis ikan lele skala desa. Hasilnya dalam 2 bulan, setiap kolam menghasilkan 3,5 kuintal ikan lele atau setara dengan 8,75 ton dalam satu desa dan pendapatan masyarakat desa meningkat hingga Rp1.700.000,00 setiap bulannya. Terlebih lagi, peningkatan pendapatan masyarakat tersebut dapat diperoleh dari halaman rumahnya sendiri.
Lain pula dengan Desa Cikoneng yang terletak di Bandung Selatan juga menjadi salah satu desa binaan ICDC. Potensi lokal yang di angkat adalah camilan khas daerah, yakni rangginang. Desa Cikoneng merupakan desa pemasok rangginang di Jawa Barat. Tetapi sayangnya, masih banyak jumlah pengangguran yang terdapat di Desa Cikoneng ini serta upaya pemerintah daerah dalam memunculkan Desa Cikoneng sebagai sentra produsen rangginang masih belum menyentuh seluruh elemen masyarakat.
DIM berharap dengan menerapkan inovasi dan teknologi tepat guna dapat meningkatkan kualitas dan harga jual dari produk lokal. Untuk Desa Cikoneng ini, dibuat produk dengan nama "DESANESIA". Produk DESANESIA merupakan produk lokal hasil dari olahan pertanian dan rangginang inovatif yang dikemas dan didesain dengan menarik. DIM membantu Desa Cikoneng dalam hal pengolahan dan pengemasan produk serta membuka akses pasar bagi DESANESIA ini.
Untuk tahun 2014, ICDC ini telah memasuki program kedua, yaitu Inkubator Usaha Kecil Menengah (UKM). Dalam melakukan pembinaan terhadap UKM masyarakat, ICDC bekerja sama dengan CIEL Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB untuk membina hingga 120 UKM terbaik di kota Bandung. Pada saat ini, Inkubator UKM sedang membina UKM di keluarahan Babakan Penghulu Bandung.
"Selain melaksanakan kedua program tersebut, kami juga aktif dalam melaksanakan social campaign dengan mengadakan seminar research for community development di Aula Barat ITB 2012 lalu," tutur Adjie. Pada tahun 2014, kami menginisiasi Bandung Social Innovator Circle dan pertemuan Social Innovator Expert. "Dengan adanya ICDC ini, harapannya semoga intelektual muda, baik mahasiswa maupun sarjana muda, dapat memiliki pengalaman lapangan dalam berkarya untuk masyrakat secara langsung dengan menerapkan kompetensi yang dimilikinya serta menjadi elemen pemersatu triple helix tersebut," tutup Adjie.
Sumber Gambar: Dari berbagai sumber