Ikatan Alumni Teknik Lingkungan Sampaikan Master Plan Pengelolaan Sampah di Kampus Ganesha
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Sampah menjadi permasalahan klasik yang terjadi hingga saat ini. Pengelolaannya harus dilakukan secara baik mulai dari sumbernya hingga sampai ke TPS agar tidak terjadi persoalan di kemudian hari.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ikatan Alumni Teknik Lingkungan (IATL) ITB memberikan usulan pengelolaan sampah kepada ITB. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan kontribusi dari alumni kepada almamater ITB.
Tim dari IATL-ITB tersebut mempresentasikan hasil kajian dan master plan pengelolaan sampah di kampus kepada pimpinan di ITB dan unit terkait lainnya pada Selasa (8/12/2020) via Zoom. Wakil Sekretaris Jenderal II IATL-ITB Muhammad Fariz, S.T., mengatakan, master plan tersebut diharapkan menjadi referensi bagi ITB dalam menyusun rencana pengelolaan sampah di kampus.
Ia mengatakan, maksud dan tujuan Usulan Pengembangan Pengelolaan Sampah ITB Kampus Ganesha ini adalah untuk meningkatkan kinerja sistem pengelolaan (pengurangan dan penanganan) sampah panjang (10 tahun) secara terstruktur sebagai panduan penyusunan program dan anggaran sehingga dapat memenuhi standar pengelolaan sampah yang tepat, serta mendukung ekosistem kampus ITB sebagai kampsu ramah lingkungan (eco campus).
Paparan mengenai usulan pengelolaan sampah di ITB Kampus Ganesha dipaparkan oleh Ria Ismaria, selaku Team Leader dari projek tersebut. Ria mengatakan, pengelolaan sampah yang baik akan mendukung pertisipasi pendidikan tinggi dalam mewujudkan Eco-Campus khususnya Parameter Pengelolaan Limbah di mana 5 dari 6 parameternya merupakan pengelolaan sampah.
Dijelaskan Ria, strategi dan program pengelolaan sampah di ITB terbagi kepada tiga bagian: jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Untuk jangka pendek (2020-2023) adalah dengan memperbarui sistem penanganan sampah di Kampus ITB mulai dari sistem pewadahan hingga pengolahan di PPS Sabuga sebagai zona percontohan. Programnya yaitu membangun zona percontohan, merenovasi infrastruktur pengolahan sampah di PPS Sabuga, dan melakukan kegiatan edukasi dan sosialisasi.
Untuk program jangka panjang (2023-2025), yaitu akan mendorong penerapan sistem ideal di seluruh kempus ITB dan penguatan sistem yang sudah berjalan dengan menegakkan aturan bagi seluruh masyarakat kampus dan pengelola sistem persambahan kampus. Programnya yaitu menegakkan SOP, membuat sistem pendataan yang sistematis/online-based dan terpusat.
Sementara itu untuk jangka panjang (2025-2030) adalah mengoptimalkan pengolahan sampah dengan menerapkan teknologi pengolahan sampah residu. Progamnya adalah membangun teknologi pengolahan sampah residu, mengoperasikan teknologi pengolahan sampai residu.
“Dalam usulan teknis lima tahun, IATL-ITB mengusulkan dalam hal penerapan sistem baru, ekspansi implementasi sistem, penerapan teknologi, optimalisasi teknologi, dan pada akhirnya 100% kampus ITB Ganesha menerapkan sistem pengelolaan sampah baru. ITB Eco Campus akan tercapai di tahapan di mana 100 persen seluruh kampus di Ganesha menerapkan sistem pengelolaan sampah baru dan PPS Sabuga sebagai sarana edukasi dan showcase teknologi pengolahan sampah,” ujarnya.
Ia mengatakan, persoalan pengelohan sampah di ITB pada dasarnya adalah di awal (sumbernya). Saat ini kampus sudah menerapkan pewadahan terpilah namun belum maksimal dan total.
IATL mengusulkan pewadahan sampah sumbernya akan terbagi menjadi empat jenis wadah, yaitu (1) sampah sisa makanan, (2) kertas dan kardus, (3) plastik dan kaleng, dan (4) sampah lainnya. Empat jenis sampah inilah yang akan ada di setiap gedung. Dalam implementasinya, program ini akan melibatkan fakultas/sekolah di ITB.
“Kami juga membuat perencanaan untuk mengurangi kontak langsung antara sampah dan petugas. Kami akan menerapkan standar higienis terutama sampah organik yang cepat membusuk, bau dan tidak sehat jika kontak dengan petugas,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, pada jenjang operasional pengumpulan akan berubah. Jika dalam sehari hanya satu mobil pengangkut, maka ke depannya akan terjadwal dan menggunakan kendaraan yang berbeda untuk setiap kategori sampah. Kemudian sampah juga tidak ada yang tersimpan di sumber atau di setiap Gedung karena setiap hari akan diangkut.