IMD Indonesia 2025: Menjelajah Galaksi Mikroba dalam Festival Edukasi dan Inovasi
Oleh Dina Avanza Mardiana - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
Perjalanan peserta dalam festival ini dimulai dari The Origin Zone, sebuah ruang pameran yang memadukan kreativitas seni dan pengetahuan dasar mikrobiologi. Di zona ini ditampilkan kolom Winogradsky, karya seni petri-dish art, serta infografis ilmiah yang memberikan pemahaman awal mengenai peran mikroorganisme. Zona ini juga menghadirkan pameran interaktif hasil kolaborasi mahasiswa Mikrobiologi ITB dengan mahasiswa Seni Universitas Parahyangan, yang menampilkan integrative art dengan sentuhan mikrobiologi. Pengunjung juga dapat menikmati berbagai karya seni bertema mikroba, termasuk face painting, yang menjadikan zona ini sebagai pintu gerbang interaktif menuju dunia mikroskopis.

Setelah itu, pengunjung diarahkan menuju MicroLabs, zona yang dirancang menyerupai laboratorium mini dengan beragam simulasi eksperimen. Melalui pengamatan mikroba dengan mikroskop, praktik sederhana isolasi mikroba menggunakan spread plate tiruan, serta teknik droplet plate, para peserta dapat merasakan pengalaman langsung layaknya ilmuwan muda. Kehadiran photobooth interaktif juga menambah keseruan acara, menjadi sarana hiburan sekaligus tempat pengunjung mengabadikan momen dalam festival.
Keseruan berlanjut pada Lokakarya Apple Cider, hasil kolaborasi dengan Rumah Fermentasi, yang memperlihatkan bagaimana mikroba berperan dalam produksi pangan. Lewat talkshow dan demonstrasi fermentasi kulit apel menjadi cuka apel, peserta diajak memahami hubungan erat antara mikroorganisme, tradisi pangan lokal, dan inovasi keberlanjutan.

Sebagai penutup, pengunjung dapat menjelajahi Deactivation Chamber, zona yang menghadirkan beragam produk berbasis mikroba melalui booth komunitas dan Bum-Arch. Di area ini, sains bertemu dengan kewirausahaan ketika mikroba ditampilkan sebagai solusi nyata dalam inovasi produk. Kehadiran Wall of Contribution memungkinkan alumni, komunitas, dan pengunjung meninggalkan pesan dan gagasan, menegaskan semangat kolaborasi dalam membangun ekosistem mikrobiologi di Indonesia.
Selain rangkaian zona eksploratif, IMD 2025 juga dimeriahkan oleh kompetisi infografis ilmiah. Kompetisi ini mengusung tema peran mikroba dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), menampilkan karya mahasiswa yang menekankan pentingnya sains bagi keberlanjutan. Sementara itu, kolaborasi dengan Lokus Foundation menghadirkan Petri-Dish Art workshop yang berlangsung keesokan harinya (14/9/2025).

Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Dr. Indra Wibowo, S.Si., M.Sc., menegaskan bahwa IMD bukan sekadar festival, melainkan ruang belajar bersama yang menjembatani sains dengan kehidupan sehari-hari. Menurutnya, mikroba bukan hanya topik penelitian, tetapi juga bagian penting dari bidang pangan, kesehatan, maupun lingkungan.
Hal senada disampaikan oleh Dosen Kemahasiswaan Mikrobiologi, Dr.Eng. Kamarisima, S.Si., M.Si., yang melihat IMD sebagai wadah kolaboratif lintas disiplin. Beliau menekankan bahwa mahasiswa dapat belajar mengomunikasikan sains secara kreatif sekaligus membangun jejaring dengan masyarakat dan komunitas di luar kampus.
Sementara itu, Project Manager IMD 2025, Charlotte Dominique Turnip (Mikrobiologi, 2022), menjelaskan bahwa pembagian zona tematik pada festival tahun ini dirancang untuk menghadirkan pengalaman imersif. Dengan begitu, setiap pengunjung tidak hanya belajar, tetapi juga merasakan petualangan menyeluruh yang menggabungkan edukasi, interaksi, dan apresiasi seni.
Dengan pendekatan yang memadukan sains, seni, dan masyarakat, IMD Indonesia 2025 menjadi momentum penting untuk memperluas wawasan, memperkuat kolaborasi, dan mengingatkan kembali betapa besar peran mikroorganisme dalam menjawab tantangan global masa kini maupun masa depan.








