Impossible to be I'm Possible: Mahasiswa Baru ITB Tunjukkan Semangat Kebersamaan dan Kolaborasi
Oleh Artanti Mirta Kusuma - Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
JATINANGOR, itb.ac.id - Mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar penampilan per fakultas/sekolah di Lapangan Bola ITB Kampus Jatinangor, Sabtu (17/08/2024). Pertunjukan ini merupakan acara terakhir dari rangkaian kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) ITB 2024.
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa baru dapat bekerja sama dan meningkatkan kekompakan. Selain itu, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitas serta mengembangkan kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan dengan mengoordinasikan persiapan dan pelaksanaan kegiatan arak-arakan. Kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat kebersamaan dan persaudaraan di antara mahasiswa baru.
Hal tersebut juga selaras dengan perasaan yang dirasakan oleh mahasiswa baru. “Arak-arakan seru banget, bener-bener ajang bonding satu angkatan. Kita satu sama lain saling supporting dan saling membantu supaya kita bisa saling kompak dan mengharumkan nama sekolah,” ujar Caroline, salah seorang mahasiswa baru dari Sekolah Farmasi ITB.
Setiap fakultas/sekolah diberikan waktu 5 menit untuk melakukan penampilan di depan panggung yang dilihat oleh para dekan. Mereka menampilkan yel-yel dengan tema yang berbeda-beda sesuai dengan keunikan fakultas/sekolah masing-masing.
Selain itu, mereka diminta menyusun balok kubus sebagai wujud kolaborasi dan membangun semangat kebersamaan dan persaudaraan di antara mahasiswa baru. Balok kubus tersebut dibagikan pada setiap fakultas/sekolah dengan tulisan yang berbeda-beda.
Kata kunci dari penyusunan balok ini yaitu “Impossible to be i’m possible”. Kata tersebut dipilih sebagai wujud dari sikap percaya tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan berkolaborasi dan bekerja sama para mahasiswa baru dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan.
Selain menyusun balok kubus, mahasiswa baru diminta menggerakan kincir yang ada di lapangan. Kincir tersebut dapat digerakkan dengan tenaga manusia yaitu dengan cara mengayuh sepeda. Hasil kayuhan sepeda tersebut akan menghasilkan listrik yang akan disimpan. Energi yang disimpan dapat digunakan untuk mengembangkan balon Roga (Robot Gajah) sehingga dapat berdiri. Terdapat tiga buah balon Roga yang harus diisi oleh para mahasiswa baru.
Reporter: Artanti Mirta Kusuma (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)