ITB SDGs Network, Upaya ITB untuk Akselerasi Pencapaian SDGs di Indonesia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id - Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pertama kali disepakati pada tahun 2015 oleh negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kesepakatan tersebut dilaksanakan pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan di New York, Amerika Serikat pada September 2015. Indonesia merupakan salah satu dari 193 negara yang hadir dan menyepakati dokumen berisi tujuh belas butir tujuan dan 169 sasaran pembangunan berkelanjutan tersebut. Judul dokumen yang disepakai saat itu adalah Transforming Our World: the 2030 Agenda for Sustainable Development yang akhirnya lebih dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs).

SDGs pada dasarnya merupakan kelanjutan Millenium Development Goals (MDGs) berlaku sejak 2000 hingga 2015. Secara umum SDGs memberi tujuan, sasaran, serta indikator pembangunan sehingga menjadi patokan bagi setiap negara supaya melakukan pembangunan yang sifatnya berkelanjutan yakni dengan cara menyeimbangkan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Masa berlaku dokumen tersebut adalah lima belas tahun yakni 2015-2030, yang artinya tersisa sepuluh tahun lagi. SDGs tidak hanya menitikberatkan peran negara maju melainkan juga negara berkembang dan kurang berkembang. Semua memiliki kewajiban yang sama melakukan pembangunan yang bertanggungjawab dan berkelanjutan sesuai dengan dokumen yang telah disepakati.

ITB sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi di Indonesia menyadari bahwa Sustainable Development Goals (SDGs) bukan hanya kewajiban pemerintah melainkan kewajiban semua pihak termasuk perguruan tinggi. Atas kesadaran ini, pada Januari 2019 dibentuklah ITB SDGs Network yang diresmikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas.

Pada Rabu (12/08/2020), ITB SDGs Network menyelenggarakan Webinar Series yang pertama melalui Zoom serta ditayangkan secara langsung pada kanal YouTube STKSR-Symphosis 2020 Organizer Committee. ITB SDGs Network menghadirkan lima pembicara yakni Ketua SDGs Netwok ITB Dr. Tirto Prakoso, M.Eng., Dosen KK Perencanaan Wilayah dan Perdesaan ITB Teti Armiati Argo, MES, Ph.D., Dosen KK Inderaja dan Sains Informasi Geografis ITB Dr. Eng. Anjar Dimara Sakti, M.Sc., Kepala Sekretariat Nasional SDGs Amalia Adininggar Widyasanti, MSi, M.Eng, Ph.D., dan Presiden Direktur Clean Power Indonesia Jaya Wahono. Acara dimoderatori oleh Sekjen International Society of Sustainability Professionals (ISSP) Indonesia Maria Dian Nurani, ST, MSi. Acara dibuka oleh Dr. Tirto Prakoso, M.Eng. dilanjutkan dengan agenda menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

ITB SDGs Network

Ketua ITB SDGs Network Dr. Tirto Prakoso, M.Eng., menyatakan bahwa dasar pemikiran pentingnya SDGs Network di ITB dikarenakan ITB sebagai institusi pendidikan tinggi yang bisa dikatakan paling menguasai keilmuan keteknikan sehingga sangat penting untuk berperan pada pencapaian-pencapaian tujuan SDGs. Selain itu, selama ini belum ada pusat SDGs di Indonesia yang memiliki produk teknologi implementatif dan inovatif; kebanyakan produk kegiatan pusat-pusat SDGs yang ada pada dasarnya berada pada lingkup kebijakan dan penataan masyarakat.


“Dengan dibentuknya pusat ini, ITB berharap dapat membantu akselerasi pencapaian SDGs di Indonesia dengan lebih cepat dan lebih baik terutama dalam hal inovasi dan implementasi teknologi. Berdasarkan data Times Higher Education pada 2019, ITB dapat menjadi pusat rujukan Indonesia maupun dunia dengan berfokus pada potensi ITB di bidang inovasi dan perubahan iklim,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Tirto juga menyampaikan bahwa ITB SDGs Network sendiri menekankan pada tujuh tujuan SDGs yakni SDG 2, SDG 4, SDG 6, SDG 7, SDG 9, SDG 11, dan SDG 17. Kegiatan yang dilakukan oleh ITB SDGs Network sendiri cukup banyak. ITB SDGs Network menjadi fasilitator ide-ide terbaru dari alumni dan sivitas akademika ITB supaya dapat diimplementasikan dengan skema SDGs di Indonesia, membantu sivitas akademika ITB mendanai implementasi hasil-hasil riset bertema teknologi hijau di Indonesia, menyediakan ruang kolaborasi antar pemangku kepentingan, memverifikasi teknologi yang sudah diterapkan di luar negeri untuk disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, dan masih banyak lagi.

Prasyarat untuk Mencapai SDGs

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Ir. Muhamad Abduh, MT., Ph.D., juga memberikan sambutannya. Ia mengatakan, banyak orang sudah mendengar istilah SDGs namun mungkin belum benar-benar memaknai sehingga hanya dianggap sebagai angin lalu. “Ini mungkin [yang] harus selalu kita ingat-ingat itu bahwa SDGs itu maknanya apa dan kita sudah sampai mana,” tutur Abduh.

Menurutnya, SDGs merupakan istilah yang besar dan membutuhkan waktu yang besar sehingga diperlukan kolaborasi berbagai stakeholder untuk mencapainya. Tujuan SDGs yang menjadi fokus utama ITB haruslah dikaitkan dengan relevansi ITB dengan SDGs itu sendiri. Abduh menegaskan bahwa untuk mencapai SDGs ada tiga prasyarat yang harus dipenuhi. Ketiga prasyarat tersebut adalah teknologi, inovasi, dan value system.

Teknologi merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengakselerasi pencapaian SDGs. ITB memiliki keunggulan di bidang ini sehingga ITB bisa berperan dari sisi teknologi untuk mencapai SDGs. Selain harus ada teknologi, mencapai SDGs juga memerlukan institusi yakni lembaga-lembaga yang bergerak di bidang SDGs kemudian menjalin kolaborasi serta melakukan sinkronisasi. Selain itu, harus ada value system di mana masyarakat harus memandang kehidupan yang berkelanjutan sebagai suatu value yang harus dipahami, dimaknai, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh sederhana adalah kebiasaan selalu membuang sampah di tempat sampah sekecil apa pun. Value system ini seharusnya sudah mulai dibiasakan sejak masih kecil atau usia dini sehingga nilai-nilai hidup yang berkelanjutan terpatri kuat pada diri masing-masing individu.

Reporter: Restu Lestari Wulan Utami (Biologi, 2017)