International Microorganism Day Indonesia 2024 di ITB: Membangun Kesadaran dan Potensi Mikroba
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Mikrobiologi "Archaea" Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Festival International Microorganism Day (IMD) 2024 pada Sabtu-Minggu (22-22/9/2024) di ITB Kampus Ganesha, Bandung.
Agenda ini dihadiri oleh sekitar 1.200 pengunjung. Festival tersebut menghadirkan berbagai elemen ilmiah lain seperti symposium, pameran seni mikroba, booth komunitas, dan talkshow. Hal ini pun sebagai bagian dari perayaan global IMD yang diselenggarakan setiap tanggal 17 September, dalam rangka memperingati penemuan mikroba oleh Antonie van Leeuwenhoek dengan mikroskop pertamanya.
Pameran IMD menampilkan 10 booth dari berbagai lembaga dan komunitas, baik dari lokal maupun internasional yang mengusung tema mikroba baik dari sektor kewirausahaan, komunitas fermentasi, hingga sektor kesehatan secara diagnostik.
Dalam kesempatan ini, Dekan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB Prof. Endah Sulistiyawati, S.Si., Ph.D., menyempatkan diri menyapa para peserta pameran dan berbincang mengenai peluang kolaborasi.
Ketua Program Studi Mikrobiologi ITB, Intan Taufik, S.Si., M.Si., Ph.D., menyampaikan kebanggaannya atas suksesnya penyelenggaraan International Microorganism Day (IMD) pertama di Indonesia ini.
“Harapan saya, dengan datang ke acara ini, masyarakat jadi lebih tahu bahwa mikroorganisme tidak hanya yang merugikan, akan tetapi banyak juga yang menguntungkan,” ujar beliau.
Meskipun potensi mikroorganisme di Indonesia sangat besar, perhatian terhadap pengembangan dan optimalisasinya masih kurang. Dalam sebuah diskusi kecil Dekan SITH bersama salah satu komunitas, disadari bahwa forum komunikasi yang dapat menjembatani akademisi, industri, dan komunitas masih sangat terbatas.
“Mudah-mudahan acara ini juga bisa menjadi forum diskusi bersama tentang mikroorganismenya, karena masih banyak yang belum dioptimalkan,” tambah beliau.
Pameran kali ini diharapkan dapat menjadi titik awal yang baik dalam membangun komunikasi yang lebih baik antara berbagai pihak, terutama akademisi yang kemudian harapannya dapat diwujudkan melalui riset, pendataan, pembuatan database, dan inovasi yang lebih optimal.
Sedangkan Project Manager IMD Himpunan Mahasiswa Mikrobiologi ITB Della (BM’21) mengungkapkan bahwa acara ini lahir dari mimpi besar untuk menyebarkan ilmu dan kolaborasi mikrobiologi secara terbuka.
“Berkaca dari beberapa acara yang pernah diadakan di luar negeri, kami sadar kalau kami juga punya potensi yang besar untuk mewujudkan hal yang serupa. Nothing is impossible,” tambahnya.
Salah satu sorotan pameran ini adalah kehadiran booth dari Fermentasi Nusantara (Fermenusa), sebuah komunitas yang berfokus pada komersialisasi produk fermentasi lokal di Indonesia. “Tujuan kami adalah membantu petani meningkatkan kualitas produksi mereka,” ungkapnya.
Ia berharap kerja sama dengan akademisi bisa mempercepat komersialisasi produk fermentasi di Indonesia demi menjaga keragaman hayati ke depannya.
Pameran ini juga dimeriahkan oleh karya seni seputar mikroba, seperti agar art, lukisan, origami, hingga karya rajutan tangan bertemakan mikroba. Selain itu, berbagai talkshow yang mengangkat seputar pemanfaatan mikroba dari berbagai sudut pandang antara lain, mulai dari produk makanan, kesehatan secara diagnostic, hingga kewirausahaan. Sesi talkshow ini menumbuhkan antusiasme peserta pameran untuk mengetahui lebih dalam mengenai mikroba dan pemanfaatannya di berbagai sektor.
Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)