ISES 2015: Siapkan Generasi Muda Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Oleh Ninik Susadi Putri

Editor Ninik Susadi Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Tahun ini, Institut Teknologi Bandung  (ITB) menjadi  tuan rumah International Student Energy Summit (ISES) 2015. ITB sebagai perwakilan Indonesia bekerja sama dengan sebuah organisasi nirlaba internasional, Student Energy, menyelenggarakan ISES 2015 yang bertajuk "Connecting The Unconnected". Bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center pada Rabu-Sabtu, (10-13/06/15) ISES merupakan konferensi dwi tahunan yang digelar untuk mempertemukan mahasiswa dan mahasiswi di seluruh dunia dengan latar akademis yang berbeda-beda untuk mendiskusikan isu global berkaitan dengan energi. Pada konferensi ini dihadiri oleh 660 delegasi mahasiswa dari 101 negara dan menghadirkan 70 pembicara ahli dari sektor energi dan lingkungan hidup internasional maupun nasional.  

Selain membahas isu terkait energi, ISES juga berperan sebagai inisiator para generasi muda dalam memimpin dunia menuju masa depan yang berkelanjutan. Acara yang menghadirkan diantaranya Sri Mulyani (Managing Director and Chief Operating Officer, World Bank), His Excellency Maumoon Abdul Gayoom (Former President of Maldives) dan Dr. Noeleen Heyzer (Former Under-Secretary-General of the United Nations) telah menerima pujian dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam penyelenggaraan ISES 2015 panitia penyelenggara terdiri dari 60 mahasiswa ITB sebagai main comitee  dan 70 orang volunteer yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Mahasiswa ITB yang menjadi panitia penyelenggara ISES 2015 menerima asistensi dari Dewan Penasihat Teknis, terdiri dari akademisi dan dosen di bidang energi dan lingkungan, serta dari Dewan Penasihat Tinggi, terdiri dari CEO perusahaan yang terlibat dalam industri energi nasional.

Konferensi yang dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menunjukkan dukungannya terhadap penyelenggaraan ISES 2015. Jusuf Kalla juga menambahkan  bahwa penting bagi Indonesia untuk meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan. Hal ini tentu menjadi motivasi bagi para generasi muda di Indonesia untuk dapat menciptakan hal tersebut di masa yang akan datang. Selain dibuka oleh Jusuf Kalla, pada hari pertama para delegasi dan peserta Student Case Competition melaksanakan Energy Field Trip dan tur mengelilingi Bali. Para delegasi tersebut mengunjungi sebuah pembangkit listrik tenaga biomassa yaitu bambu di Bangli, sebuah daerah di belahan utara Pulau Bali. Pembangkit tersebut memproduksi listrik dengan mengolah limbah bambu menjadi energi terbarukan melalui proses gasifikasi. Selain itu, para delegasi juga mengunjungi desa-desa di Bali dan sebuah museum vulkanologi.


Connecting the Unconnected Menjadi Fokus ISES 2015
Indonesia sebagai negera berkembang pertama penyelenggara ISES menjadi sebuah langkah besar bagi Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan terutama di negara Indonesia sendiri. Adanya ISES 2015 diharapkan dapat menghubungkan yang belum terhubung dimana dalam konferensi tersebut diisi oleh pakar-pakar energi yang membahas berbagai topik mengenai energi serta isu lingkungan seperti emisi gas karbon. "Menurut hemat kami, keterhubungan di bidang energi menawarkan jauh lebih banyak daripada hanya menerangi rumah masyarakat atau memberi mereka akses untuk menikmati energi. Keterhubungan tersebut mengkoneksi ide, membuka kesempatan untuk saling berbagi perspektif baru, mengkoneksi orang-orang dari belahan dunia lain dan dari generasi yang berbeda," tutur Hilman Syahri Fathoni (Teknik Geologi 2011) sebagai Ketua Penyelenggara ISES 2015. ISES 2015 juga menjadi ajang untuk berkumpulnya seluruh generasi muda dari berbagai negara untuk saling berdiskusi dan berbagi ilmu yang mereka miliki untuk mengatasi masalah energi dan lingkungan.


Hasilkan Pesan "Bali Message" untuk Dunia
Acara yang ditutup oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsyah Suryadi, DEA, menghasilkan sebuah pesan yang dirangkum pada Bali Message yang diharapkan dapat mempersempit kesenjangan akses pemanfaatan dan pengembangan energi antara negara maju dan negara berkembang. Dalam Bali Message menyebutkan 4 hal yaitu energi adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan ekonomi, mahasiswa dan pemuda adalah pemimipin energi untuk hari ini dan esok serta harus menjadi pelopor perubahan, pemuda sangat prihatin tentang perubahan iklim dan pengaruhnya pada masa depan kita bersama, dan terakhir peserta ISES 2015 mengakui perlunya upaya bersama untuk mencapai visi dan misi untuk masa depan energi yang berkelanjutan. Selain 4 hal tersebut, ISES 2015 juga menghasilnya MoU antara pihak ITB dan Student Energy untuk membentuk Student Energy Indonesia.

Sumber foto: Dokumentasi Panitia ISES 2015