Isi Libur Perkuliahan, Mahasiswa ITB Buat Workshop Desain dan Videografi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id -- Libur semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 telah tiba. Dalam mengisi waktu luang selama libur, penting untuk meningkatkan kemampuan dan ilmu di berbagai bidang. Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) mengadakan Workshop Rhamosa: DesignArs sebagai wadah diskusi peserta dengan pembicara yang juga merupakan mahasiswa dan alumni dari ITB. Workshop terdiri dari basic graphic design dan videografer.

Dalam desain grafis, menurut Linda Mawali (Desain Interior, 2018), semua lebih mudah saat mengikut urutan yaitu, membuat arahan atau ide, membuat mood board sebagai acuan art style, dan membuat color pallete yang terdiri dari warna dominan dan aksen.

Karena warna adalah dasar dalam desain grafis, maka perlu diketahui mengenai teori warna. Warna terdiri dari primer, sekunder, dan tersier. Selain itu, terdapat juga hue, saturasi, dan value. Hasil dari penggabungan berbagai warna akan membentuk skema warna seperti monokromatik yang berarti semua warna seragam, komplementer, dan split komplementer yang berarti warna kontras bersebrangan dari warna yang dipilih.

Komposisi juga salah satu faktor penting dalam desain grafis. Komposisi terdiri dari simetris, asimetris, dan emphasis yang berarti memfokuskan pada salah satu objek menjadi berbeda ukuran atau warna yang berbeda. Saran yang diberikan Linda adalah mencatat kode warna saat membuat color pallete karena kualitas warna bisa berubah berdasarkan kualitas gambar.

Sementara itu, alumni desain komunikasi visual Azelea Ardra, videografi adalah komunikasi visual yang membedakan dengan cinematography. Pada cinematography durasi lebih panjang, terdapat banyak kamera, dan termasuk seni menyampaikan alur dan pesan melalui video.

Terdapat 3 tahap pembuatan video, yaitu pre-production, production, dan post production. Pada pre-production terdapat 3 tahap. Pertama dibuat konsep dengan tahap membuat ide, membuat konsep, mencari referensi, membuat dasar pikiran, dan menyusun alokasi dana.

Kedua adalah membuat naska yang terdiri dari alur cerita dalam gambaran umum maupun poin detail. Ketiga adalah membuat storyboard berupa visualisasi. Pada tahap production adalah merekam mengikuti storyboard. Pada post production perlu dilakukan sortir footage lalu di aplikasi edit video dilakukan penyusunan dan sinkronisasi footage yang sudah dibuat. Tahap selanjutnya mengubah warna dari video dalam bentuk color correction agar menyelaraskan warna antar footage dan color grading yang sesuai mood dari video. Efek visual juga perlu ditambahkan seperti teks, animasi, dan kredit. Suara sangat penting dalam video maka dapat ditambahkan efek suara, musik latar lalu dilakukan mixing dan mastering audio semua video agar tidak menumpuk setiap suara yang ada. Tahap terakhir adalah rendering.


Kesabaran dan terus berlatih adalah kunci dari peningkatan kemampuan. Pembicara dari workshop menjadi ahli karena terus belajar. Maka perlu terus berlatih dan belajar agar terbiasa menghasilkan karya.

Reporter: Alvina Putri Nabilah (Biologi, 2019)