ITB Berikan Layanan Vaksin Difteri

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id - ITB membuka layanan vaksin difteri untuk sivitas akademika dan tenaga kependidikan di Klinik Bumi Medika Ganesa (BMG). Namun demikian, pegawai ITB ternyata dapat mengajak keluarga dan kerabatnya untuk ikut serta dalam program ini. Pengumuman dibukanya layanan vaksin difteri ini disampaikan oleh Kasubdit Humas dan Publikasi ITB, Fivien Nur Savitri. "Layanan ini terbuka untuk umum. Pegawai tidak hanya dapat mengikutsertakan anak ataupun keluarga inti. Bahkan tetangga pun juga boleh", ujar Fivien.

Penularan Difteri

Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri bernama Cornebacterium Diphtheria. Bakteri ini menyerang saluran pernapasan hingga menyebabkan infeksi di selaput lendir hidung dan tenggorokan. Seseorang dapat tertular wabah difteri melalui droplet yang terhirup atau masuk melalui kulit yang terluka. Penularan difteri juga bisa terjadi melalui muntahan pasien difteri atau debu yang sudah terkontaminasi difteri.

“Penderita difteri pada umumnya akan mengalami sakit kepala, sulit bernapas, batuk, suara serak, sakit tenggorokan hingga sulit menelan, demam, cepat lelah atau lemas, hidung beringus cair yang kemudian lambat laun berubah menjadi kental dan berdarah”, ujar Inshe Melori dari klinik Bumi Medika Ganesa ITB.

Vaksin Difteri

Terdapat tiga kategori untuk setiap jenis vaksin difteri yang disediakan di Bumi Medika Ganesa ITB, yaitu Vaksin Td untuk anak diatas 12 tahun, Vaksin DT atau Pentabio untuk anak 5 sampai dengan 7 tahun, dan Vaksin DPT untuk anak rentang usia 2 bulan hingga 5 tahun. Pelayanan vaksin difteri dibuka mulai tanggal 2 Januari 2018, dengan terlebih dahulu mendaftar melalui sambungan telepon ke 022-2500082 ext 14. Setiap orang akan dikenakan biaya sebesar 75ribu sampai dengan 230ribu rupiah tergantung jenis vaksin yang diberikan. “Biaya tersebut merupakan tarif minimal untuk pembelian bahan baku vaksin, bahan medis,dan layanan penyuntikan. Biaya ini lebih rendah daripada institusi lain sekitar ITB”, lanjut Fivien.

ITB saat ini menyediakan vaksin difteri untuk 100 orang setiap harinya. Sudah ada sekitar 40 hingga 50 orang yang mendapatkan vaksin per harinya di Klinik BMG ITB.  "Pemberian Vaksin ini untuk membantu pemerintah memutus semaksimal mungkin rantai penyebaran penyakit difteri terutama di lingkungan kampus kami dan masyarakat sekitar", tutup Fivien. Sejauh ini belum ada laporan mengenai mahasiswa atau pegawai ITB yang terkena penyakit difteri.