Bagaimana Manajemen Produk Vaksin Virus yang Efektif dengan Produk Berkualitas? Ini Penjelasannya

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Mata Kuliah Manajemen Bioindustri dan Kewirausahaan Biologi ITB mengadakan kuliah tamu dengan mengundang praktisi profesional, yaitu Biofarma. Drh. Wadi Hidayat, M.Si., sebagai narasumber memaparkan materi Manajemen Produksi Vaksin Virus yang Efisien dengan Produk yang Berkualitas.

Dia menjelaskan, vaksin memiliki proses selama 10 tahun hingga dapat dijual ke pasar. Terdapat beberapa vaksin dari biofarma sudah memenuhi kriteria dari WHO sehingga dapat diekspor ke berbagai negara terutama yang sudah berasosiasi dengan UNICEF.

“Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk merangsang kekebalan aktif terhadap suatu penyakit. Mekanisme yang dilakukan vaksin adalah menstimulasi sistem kekebalan agar dapat bertahan dari serangan patogen spesifik. Vaksin bisa digunakan pada bakteri, virus, atau toksin,” jelas Wadi.

Komponen dari vaksin terdiri dari bahan aktif dan eksipien. Bahan aktif dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang biasanya terdiri dari bakteri, virus, dan bagian dari patogen. Kategori dari bahan aktif adalah live attenuated (polio), inactivated (pertussis), toksoid (tetanus, difteri), polisakarida (Haemophilus influenzae tipe b), DNA rekombinan (Hepatitis B), dan mRNA (COVID-19).

Eksipien adalah bahan pembantu bahan aktif. Eksipien terdiri dari 6 bahan, yaitu Adjuvant yang berfungsi untuk membantu meningkatkan respons imun, Preservatives yang berfungsi sebagai pengawet, Stabilizer yang berfungsi meningkatkan stabilitas vaksin selama penyimpanan, Buffer yang berfungsi untuk menjaga pH vaksin, tonisitas, serta osmolaritas, Diluent yang berfungsi sebagai pelarut atau pengencer dari vaksin, dan Surfaktan yang berfungsi sebagai emulsifier vaksin.

“Biofarma merupakan BUMN, maka memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Biofarma memproduksi beberapa tipe vaksin, yaitu vaksin kombinasi, vaksin bakteri, vaksin virus, antisera untuk bisa ular, tetanus, atau difteri, dan diagnostik.” tambah Wadi.


Manajemen operasional di industri vaksin memiliki arti rangkaian kegiatan yang menciptakan nilai produk melalui proses transformasi input menjadi output berupa vaksin. Tahapan dari manajemen adalah fungsi pemasaran, fungsi keuangan, dan fungsi operasional. Fungsi yang menjadi materi pembicaraan adalah fungsi operasional.

Tahapan proses operasional dalam pembuatan vaksin ada lima. Pertama adalah desain proses dan manajemen kualitas. Desain proses yang merupakan bagaimana produk baru dikembangkan di industri, sedangkan manajemen kualitas adalah cara untuk menjaga kualitas di sepanjang proses manufaktur vaksin. Kedua adalah proses produksi seperti membuat bibit vaksin dan kapasitas dari produksi vaksin. Ketiga adalah sumber daya manusia dengan pekerja harus melakukan pelatihan untuk dapat mengambil bagian dalam pengerjaan vaksin. Keempat adalah manajemen persediaan berarti barang harus sedia just in time yang berarti tepat dan jangan sampai kelebihan maupun kehabisan. Hal ini menyebabkan perlu dibuat jadwal produksi agar bahan baku selalu tersedia. Kelima adalah pemeliharaan dari fasilitas, teknologi dan digitalisasi.

Biofarma yang mampu menjaga kualitas produk menyebabkan vaksin buatan Biofarma diakui oleh WHO dengan pre-qualified. Saat ini produk Biofarma sudah berhasil memasarkan produk vaksin ke lebih dari 148 negara. Salah satu tantangan masa depan yang didapatkan oleh Biofarma adalah perdagangan global yang menjadi fokus selain membantu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Reporter: Alvina Putri Nabilah (Biologi, 2019)