ITB Gelar Pameran dan Seminar Pengembangan Science Technopark bersama Industri dan Pemerintah.

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT


Teknologi akan terus berkembang. Beberapa lapangan kerja dalam kurun waktu kurang dari dua puluh tahun kedepan, diprediksikan akan hilang, berganti dengan lapangan kerja baru yang lebih kompleks. Pertanyaan demi pertanyaan datang silih berganti. Terbentuknya industri-industri baru masa depan akan membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian yang saat ini mungkin belum terpikirkan. Industri-industri masa depan akan menggunakan inovasi dari hasil riset Perguruan Tinggi tentunya juga harus didorong dengan regulasi dan kesiapan dalam mencetak sumber daya manusia terampil yang mampu berkompetisi di dunia industri masa depan.

Dalam rangka kolaborasi antar sektor untuk inovasi yang terus tumbuh berkembang. Kamis (12/10/2017), Institut Teknologi Bandung menggelar CEO Summit 2017. Pameran dan seminar Pengembangan Science Technopark Bersama Kalangan Industri dan Pemerintah dalam Meningkatkan Daya Saing Indonesia  dengan menghadirkan Keynote speaker, Kepala Bappenas Republik Indonesia, yang hadir diwakili oleh Subandi, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, dan Menteri BUMN Republik Indonesia yang keynote speak-nya dibacakan oleh Fajar Harry Sampurno, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Republik Indonesia.  

Pembicara dalam seminar CEO Summit adalah Walikota Bandung, Ridwan Kamil, yang kemudian berhalangan hadir dan diwakili oleh Kepala Bappeda Kota Bandung, Lukito Hasta, Direktur Kawasan Science Technopark dan Lembaga Penunjang Lainnya Ristekdikti, Adiyanto P. Adhi, CEO Summarecon, Jerry Soper, Presiden Direktur Ericsson Indonesia dan Timor Leste, Leo Aldianto, Kepala Divisi Innovation Park LPIK ITB, dan Widjaja Martokusumo, Dekan SAPPK ITB. Acara yang diprakarsai oleh Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK-ITB) ini berlangsung satu hari di Aula Barat dan Aula Timur.

Suhono Harso Supangkat, Kepala LPIK-ITB, dalam sambutannya memberikan semangat, kepada CEO-CEO muda yang juga turut mengisi stand-stand pameran inovasi, terhadap persaingan bisnis dan usaha membesarkan Start-Up nya masing-masing. Menurut Suhono, banyak hal yang perlu diperhatikan, seperti bagaimana cara membangun kolaborasi yang baik dengan Industri dan Pemerintah, bagaimana menciptakan industri-industri baru yang bisa memberikan nilai tambah bagi kemakmuran bangsa Indonesia, dan bagaimana industri-industri baru tersebut dapat menghilangkan lapangan kerja saat ini, berganti dengan lapangan kerja yang baru.

Jumain Appe, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di masa depan akan didorong oleh Inovasi. Pertumbuhan ekonomi masa depan juga akan dipengaruhi oleh Artificial Intelligence, dan penggunaan ICT dalam digital ekonomi seperti smart digital untuk transportasi. Pemerintah melalui Kemenristekdikti sejauh ini telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan guna mempercepat inovasi oleh Perguruan Tinggi dan Litbang. Hasil inovasi memiliki kapasitas sebagai sumber inovasi yang akan mendukung dunia industri di masa depan. Perlu adanya wahana yang mengembangkan kawasan yang disebut Science Technopark untuk mendorong lahirnya kreativitas, sinergi dengan sektor lain, menjalin kolaborasi, dan keterbukaan, serta keikutsertaan secara inklusif seluruh stakeholder.

Beberapa tenant turut ambil bagian dalam kegiatan pameran dengan menampilkan produk dan jasa hasil karya inovasi para alumni ITB. Stand dari Pusat Unggulan Iptek Teknologi Transportasi Berkelanjutan menarik banyak minat untuk datang ke stand ini, tak terkecuali Jumain Appe. Dari sudut lain, penjaga tenant terlihat sedang menerangkan produk dan jasa nya kepada pengunjung pameran. Saat ditanya oleh tim humas, William Suryawan, alumni ITB Co-Founder MyClinical Pro, mengatakan selama ini telah banyak dibantu oleh LPIK ITB dalam mengembangkan start-up-nya di bidang kesehatan. Begitupula dengan Donna, alumni ITB angkatan 90an. Dirinya menyatakan beberapa pegawai ITB yang sudah pensiun bahkan turut membesarkan perusahaan Smart MQM. Perusahaan di bidang layanan digital untuk sistem manajemen antrian ini, sudah banyak digunakan oleh klien-nya di perguruan tinggi, termasuk klien di bidang perbankan. Sekitar 400 orang peserta dari berbagai Instansi dan Industri turut mengikuti acara pameran dan seminar ini.