ITB Gelar Wisuda Kedua Tahun Akademik 2023/2024, Rektor Ingatkan Karakter AIR

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik (TA) 2023/2024 untuk program doktor, magister, dan sarjana di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Sabtu (27/4/2024).

Dalam kesempatan ini, ITB mewisuda total sebanyak 1.815 wisudawan, dengan perincian 95 untuk Program Doktor, 1.062 untuk Program Magister, dan 658 untuk Program Sarjana.

Sidang dibuka dengan pembacaan Surat Keputusan Rektor ITB yang dibacakan Dekan Sekolah Pascasarjana ITB, Prof. Dr. Suprijadi, M. Eng., yang mewakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM), Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng. Beliau menyampaikan bahwa lulusan yang mendapat gelar cumlaude pada wisuda kali ini, yakni 51 orang untuk Program Doktor, 282 orang dari Program Magister, dan 117 orang dari Program Sarjana.

Agenda kali ini juga menjadi momen pertama Ketua Majelis Amanat (MWA) ITB periode 2024-2029, Ir. Budi Gunadi Sadikin, S.si., CHFC., CLU., Dr.(H.C.), menghadiri acara Wisuda ITB. Selain itu, dalam kesempatan tersebut hadir pula beberapa perwakilan Senat Akademik (SA) periode 2024-2029 ITB dan beberapa Guru Besar baru ITB.


Kemudian Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., menyampaikan selamat kepada para wisudawan. "Pada hari ini, Saudara mendapatkan sebuah gelar kesarjanaan yang baru dari ITB, sebagai bentuk pengakuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan kompetensi akademik yang telah berhasil Saudara raih. Dengan rasa bangga, saya ucapkan selamat kepada wisudawan sarjana, magister, dan doktor," ujarnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa lulusan ITB nantinya mengemban tanggung jawab yang lebih tinggi, untuk bisa berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan bangsa Indonesia, serta peradaban dunia dan kemanusiaan.

Rektor ITB pun mengingatkan mengenai tiga unsur karakter yang penting, yakni adaptability, integrity, dan responsiveness (AIR), atau Adaptasi, Integritas, dan Rendah hati.

Ketiga unsur karakter di atas saling berkaitan dan mendukung. Beliau mengatakan ketika kita membangun kemampuan untuk beradaptasi, ini perlu disertai dengan upaya untuk membangun dan menjaga integritas. Menurutnya tanpa integritas, yang terjadi bukanlah adaptasi, melainkan sikap yang sebatas mengikuti ‘ke mana angin bergerak,’ atau sikap pragmatis.

Sebaliknya, membangun integritas juga perlu diikuti dengan kemampuan beradaptasi, sehingga kita terhindar dari sikap kepala batu. Integritas pun perlu menjadi pegangan dalam menjalankan mutual

Selanjutnya, kemampuan adaptasi juga membutuhkan responsiveness. Tanpa kepekaan dan kepedulian, tidak akan ada dorongan untuk beradaptasi. Sebaliknya, dengan berlatih beradaptasi, hal tersebut membantu kita meningkatkan kepekaan dan kepedulian.

"Terakhir, responsiveness dapat menjadi sumber inspirasi dalam membangun integritas yang relate dengan dinamika pada lingkungan kita," ucapnya.

"Menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045, saya percaya bahwa para sarjana mengemban peranan yang kunci, apakah di bidang sosial, ekonomi dan inovasi, penegakan hukum, maupun ekologi. Tercapainya Indonesia Emas membutuhkan dukungan para sarjana yang, selain memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan kompetensi yang tinggi, juga memiliki karakter. Ini harapan kita bersama," pungkasnya.

Selanjutnya Rektor menyampaikan selamat secara khusus kepada wisudawan Fakultas/Sekolah secara bergantian dengan pengantar dari 12 Dekan Fakultas/Sekolah.