ITB International Geothermal Workshop: Menuju Transisi Energi dengan Energi Geothermal

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Foto: ebtke.esdm.go.id

BANDUNG, itb.ac.id—Panas bumi, atau yang sering disebut dengan geothermal, merupakan sumber energi yang lebih sedikit melepaskan gas rumah kaca jika dibandingkan dengan sumber energi berbahan bakar fosil sehingga kini tengah dipertimbangkan sebagai sumber energi pengganti.

Pada Senin (26/7/2021), FTTM ITB mengadakan acara ITB International Geothermal Workshop dengan pembicara-pembicara ahli di bidangnya untuk mengisi dua sesi talk show mengenai peran geotermal pada transisi energi. Acara tersebut mengangkat tajuk Synergy for Energy Transition: The Role of Geothermal Energy in Energy Transition.

Geothermal in Energy Transition

Pada acara tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah Indonesia tengah mencanangkan penambahan new renewable energy (NRE) sebanyak 28 giga-watt (GW) pada tahun 2035. Selain itu, terobosan dalam energi terbarukan juga ditargetkan untuk mencapai angka 23% pada tahun 2025, memprioritaskan energi surya dengan pertimbangan lama instalasi serta biaya.

Arifin juga memaparkan 5 tahapan dalam pengembangan energi geothermal di Indonesia yang dimulai dari turbin tekanan balik, turbin kondensasi, siklus kombinasi, pembangkit listrik biner kecil, serta yang terakhir adalah hidrogen dan penggunaan langsung.

Menurut Marit Brommer, selaku Dewan Penasehat International Renewable Energy Agency (IRENA), peran renewable energy sangat dibutuhkan, mengingat perubahan iklim kini tengah terjadi dengan skala yang luar biasa besar. Selain itu, Marit juga merangkum sebuah jurnal laporan mengenai prospek energi terbarukan di Indonesia. “Indonesia dianjurkan untuk memfokuskan diri pada pengembangan energi terbarukan untuk industri, bangunan, serta transportasi,” ujarnya.

Geothermal Plan, Strategy, and Management to Accelerate Energy Transition

Dadan Kusdiana selaku Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) menjelaskan Langkah-langkah pemerintah dalam mencapai kapasitas pembangkit listrik energi geothermal sebesar 9,3 GW pada tahun 2035.

Geothermal Development Roadmap Program 2020–2035, program tersebut di antaranya; pengeboran dan eksplorasi energi geothermal, menyediakan akses pendanaan melalui Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi (PISP) dan Geothermal Resource Risk Mitigation (GRRM), adanya kerjasama antara PT PLN (Persero) dan PT Geo Dipa Energi (Persero), adanya kerja sama antara PT PLN (Persero) dan PT Pertamina, serta pengembangan ekspansi pembangkit listrik energi geothermal skala kecil.

Acara ini sebelumnya dibuka dengan sambutan oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., Dekan FTTM ITB Prof. Ridho Kresna Wattimena, Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, serta Prijandaru Effendi selaku ketua dari Indonesian Geothermal Association (INAGA).

Reporter: Athira Syifa (Teknologi Pascapanen, 2019)