ITB Jalin Kerja Sama dengan Central South University dan GEM di Bidang Green Energy

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan kerja sama dengan Central South University (CSU) terkait keberlangsungan green energy. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ITB dan CSU di Ruang Rapim A, Gedung Rektorat ITB, Jumat (09/09/2023). Penandatangan Nota Kesepahaman dilakukan Vice President of Central South University Profesor Guo Xueyi dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng.

Kerja sama antara ITB dan CSU bertujuan memfasilitasi pertukaran pendidikan, mempromosikan kolaborasi penelitian, dan meningkatkan persahabatan antara dua institusi. Program yang akan dilakukan meliputi pertukaran tenaga pendidik (dosen, staf, dan peneliti), pertukaran mahasiswa, konferensi akademik internasional yang diselenggarakan bersama, publikasi bersama dalam jurnal internasional yang diakui, dan pertukaran informasi dalam bentuk buku, materi akademik, jurnal, dan penelitian ilmiah. Hal lain yang akan dilakukan tertuang dalam dokumen Nota Kesepahaman sesuai dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan rasa saling percaya yang berlaku selama 5 tahun sejak ditandatanganinya dokumen tersebut.

Acara penandatangan tersebut disaksikan dan dihadiri delegasi CSU dan Pimpinan GEM Co., Ltd., antara lain, Co-dean of the School of Metallurgy and Environment, Profesor Cheng Qiongwen; Deputy Director of the Office of International Cooperation and Exchanges, Profesor Li Xinhua; Vice Dean of the School of Metallurgy and Environment, Profesor Chen Ailiang; Chairman of GEM Co., Ltd., Profesor Xu Kaihua; Deputy Chief of Student Affairs Section, School of International Education, Ms. Peng Sayi; dan Program Officer of the Office of International Cooperation and Exchanges, Ms. Wen Ning.

Sementara itu, pihak ITB yang hadir antara lain Dekan Pascasarjana ITB, Prof. Dr. Eng. Suprijadi, M.Eng., Kepala Biro Kemitraan ITB, Prof. Dr. Taufiq Hidayat, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FTTM ITB, Prof. Dr.Eng. Syafrizal, S.T, M.T., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Program Pascasarjana ITB, Prof. Dr. Ir. Mohammad Zaki Mubarok, S.T, M.T., dan Ketua Program Studi Teknik Metalurgi ITB, Taufiq Hidayat, ST., M.Phil., Ph.D.

Prof. Jaka Sembiring mengungkapkan apresiasi dan dukungan penuhnya terhadap kerja sama antara CSU dan ITB. “MoU ini merupakan awal dari hubungan antara ITB dan CSU yang harapannya semakin kuat di masa depan,” ungkap Prof. Jaka Sembiring.

Selain itu, dengan hadirnya pimpinan GEM Co.,Ltd., Prof. Jaka Sembiring mengharapkan kerja sama yang terjalin akan menciptakan banyak kegiatan kolaborasi antara industri dan akademisi. Hal ini ditunjang dengan banyak alumni ITB yang bekerja di PT QMB New Energy Materials Morowali, sehingga tidak menutup kemungkinan dengan kerja sama ITB dan CSU, mahasiswa ITB dapat bekerja di GEM.

GEM adalah salah satu perusahaan terbesar di Cina yang bergerak di bidang recycling. Saat ini, GEM sudah memiliki 17 pabrik yang tersebar di 11 provinsi di Cina.

Bidang utama perusahaannya adalah recycling limbah industri dan elektronik maupun mobil bekas. GEM juga melakukan investasi di Indonesia yakni di PT QMB New Energy Materials Morowali untuk mengembangkan energi baru dengan teknologi tinggi, khususnya di bidang nikel sebagai bahan baku utama produksi baterai listrik.

Hadirnya GEM Co., Ltd. menjadi bukti dukungan penuh dari industri energi terbarukan di Cina terhadap kolaborasi yang terjalin. Pimpinan GEM, Prof. Xu Kaihua, menjelaskan bahwa GEM tidak hanya mengembangkan industrinya tetapi mendukung penyediaan tenaga ahli di bidang industri ekstrak. GEM serta CSU sudah bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sejak 2019 dengan mengirimkan 21 mahasiswa sarjana untuk menempuh pendidikan pascasarjana di bidang teknik metalurgi secara gratis. Saat ini, mereka bekerja di pemerintahan Indonesia dan GEM sebagai tenaga ahli.

“Indonesia butuh untuk mengembangkan industrinya, maka Cina butuh talenta Indonesia untuk berkembang bersama. Sehingga kerja sama antara Indonesia dan Cina bisa saling menguntungkan,” ungkap Prof. Xu Kaihua.

Wakil Presiden CSU, Prof. Guo Xueyi, menyampaikan bahwa kerja sama ITB dan CSU dalam rangka mendukung green energy. Terdapat dua poin utama untuk menuju green energy, yakni inovasi dan teknologi serta sumber daya manusia yang berbakat.

Prof. Guo Xueyi mengungkapkan untuk poin inovasi dan teknologi, CSU dan GEM telah mempercayakan kepada Amerika Serikat. Adapun untuk poin SDM, CSU dan GEM lebih mempercayakan kepada Indonesia. Terlebih Prof. Guo Xueyi dan Prof. Xu Kaihua berencana menghasilkan 1000 talenta Indonesia di bidang sumber daya energi dan pengembangan untuk dapat mengembangkan energi baru di Indonesia.

Dalam acara penandatangan MoU antara ITB dan CSU juga menghasilkan dua usulan program tambahan dari Dekan Pascasarjana ITB, Prof. Suprijadi, untuk ditindaklanjuti.

Pertama, program double degree untuk Program Magister Multidisplin Material Baterai dengan spesifikasi kegiatan berkesempatan menempuh pendidikan tiga tahun, yakni satu tahun di ITB, satu tahun di CSU, dan satu tahun bekerja di GEM. Hal itu bertujuan mendukung terciptanya kolaborasi akademisi dan industri karena ITB membuka kesempatan untuk profesional di industri mengikuti Program Magister Multidisplin Material Baterai. Kedua, kolaborasi penelitian antara ITB dan GEM. Prof. Suprijadi menjelaskan pentingnya memiliki spesifikasi laboratorium sebagai hasil kerja sama ITB, CSU, dan GEM sehingga aktivitas penelitian dapat terlaksana dengan optimal.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)

Editor: M. Naufal Hafizh