Talkshow Smart Learning: Peran AI bagi Masa Depan Dunia Pendidikan

Oleh Dina Avanza Mardiana - Mikrobiologi, 2022

Editor M. Naufal Hafizh

(Tangkapan layar YouTube STEI-K 23)

BANDUNG, itb.ac.id - Talkshow Smart Learning dilaksanakan pada Jumat (21/6/2024). Acara tersebut merupakan serangkaian kegiatan dari IMPACT 4.0, yang merupakan ajang kompetisi fisika, matematika, dan informatika yang digelar mahasiswa Sekolah Teknik Elektro dan Informatika - Komputasi (STEI-K) 2023 untuk siswa SMA/MA sederajat.

Talkshow ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S., M.Comm. Beliau adalah peneliti rekayasa perangkat lunak STEI ITB, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya ITB, dan ketua tim penyusunan IT master plan Komisi Pemilihan Umum (KPU) “Sirekap”. Kedua, Muhammad Risqi Firdaus (Teknik Informatika, 2020) yang berpengalaman dalam model pembelajaran mesin. Risqi pernah mendapatkan medali emas Data Mining Gemastik XV 2022 dan medali perak Blue Carbon Counting ITB 2023.

Artificial Intelligence (AI) adalah sesuatu yang berbasis komputer dalam rangka menirukan kecerdasan manusia. AI sudah umum terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, teknologi diciptakan dengan tujuan memudahkan hidup manusia. Oleh karena itu, subjek harus mengeksplorasi kesempatan tersebut.

Namun, tidak dapat dipungkiri teknologi pun dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak. Penggunaan handphone yang tidak proporsional membuat manusia cenderung malas. Hal itu dapat menurunkan kapasitas otak untuk berpikir dan berkreasi karena semuanya seakan dipermudah oleh AI.

Menurut penelitian, manusia zaman kini lebih banyak yang terkena demensia karena kurangnya intensitas menulis. Dampak dari menulis dengan tangan pun berbeda dengan mengetik dengan komputer.

AI akan mempermudah tugas manusia, namun tidak menggantikannya. “Salah satu contoh yang paling nyata adalah pembelajaran yang dilakukan secara offline akan lebih berkesan, ketika dosen bisa lebih engage dengan mahasiswanya, dibandingkan pembelajaran secara online,” ungkap Dr. Ayu.

AI dapat membatasi kreativitas jika subjek hanya pasif menerima. Penggunaan AI hendaknya selalu diikuti dengan eksplorasi dari manusia.

Subjek harus paham mengenai AI agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman. Kecerdasan akan kalah dibandingkan pengalaman karena pengalaman adalah guru yang paling berharga.

“Secara tidak sadar, manusia sudah terbiasa menggunakan AI di kehidupan sehari-harinya, misalnya mencari rute tercepat di Google Maps dan penggunaan ChatGPT untuk menjelaskan ulang paper yang kurang dipahami,” kata Risqi.

Keberadaan AI dalam kehidupan dapat membantu manusia untuk berkembang jika digunakan dengan bijak dan penuh kesadaran. AI dapat mempermudah aliran informasi serta akses terhadap ilmu pengetahuan. Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, AI berpotensi menimbulkan kriminalitas hingga kecurangan dalam berbagai hal.

Reporter: Dina Avanza Mardiana (Mikrobiologi, 2022)


scan for download