ITB Journal, Kontribusi ITB untuk Publikasikan Jurnal Nasional Menjadi Skala Internasional

Oleh Neli Syahida

Editor Neli Syahida

BANDUNG, itb.ac.id - ITB Journal merupakan sebuah penerbit jurnal ilmiah berskala internasional . Sejak bulan Januari 2013, ITB Journal telah mengganti keempat seri jurnalnya dengan menghapuskan nama 'ITB'. Penghapusan ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak penulis dan pembaca internasional. "Banyak pihak merasa bahwa adanya nama 'ITB' membuat kesan seolah-seolah lokal," ungkap Ismunandar selaku Chief Editor ITB Journal. Sebenarnya, ITB Journal sendiri sudah mulai menerbitkan jurnal berskala internasional sejak tahun 2005 dengan nama yang berbeda.

Sejarah ITB Journal

ITB Journal bermula dengan nama Proceedings ITB yang didirikan pada tahun 1961. Pada saat itu, jurnal-jurnal masih dipublikasikan dalam bentuk majalah dan suplemen. Kemudian, pada tahun 2007 Proceedings ITB berganti nama menjadi ITB Journal dan menerbitkan empat seri jurnal, yaitu:
1. ITB Journal of Science
2. ITB Journal of Engineering Science
3. ITB Journal of Information and Communication Technology
4. ITB Journal of Visual Art and Design
Berbeda dengan sebelumnya, ITB Journal menerbitkan jurnal-jurnalnya dalam bentuk digital melalui situs http://journal.itb.ac.id/ . Lalu, pada bulan Januari 2013, keempat seri jurnal ini berganti nama menjadi:
1. Journal of Mathematical and Fundamental Sciences
2. Journal of Engineering and Technological Sciences
3. Journal of ICT Research and Applications
4. Journal of Visual Art and Design
Tiga seri jurnal teratas telah terakreditasi secara internasional, dan dua teratas telah terindeks di indeks sitasi yang memiliki reputasi baik, yaitu Scopus dan Elsevier Bibliographic Database. Selain itu, jurnal-jurnal ini juga terindeks di indeks sitasi yang lain, seperti Indeks Copernicus, DOAJ, dll. Bidang-bidang yang tercakup dalam keempat seri jurnal tersebut dapat dilihat pada situs resminya.

ITB Journal Usahakan Jurnal-Jurnal Indonesia Tembus ke Internasional

Sejauh ini, hanya ada 12 jurnal Indonesia yang telah masuk dalam indeks sitasi Scopus. Dari kedua belas jurnal tersebut, empat di antaranya ditulis oleh civitas akademika ITB. Dari keempat jurnal tersebut, tiga jurnal diterbitkan oleh ITB Journal, sedangkan yang satu diterbitkan oleh Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB. Jumlah ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

"Budaya menulis kita masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Secara kualitas dan kuantitas, masih banyak yang perlu ditingkatkan. Selama ini, memang tuntutan untuk ke sana juga masih kurang. Namun, sekarang himbauan untuk meningkatkan kapasitas menulis sudah ada," tutur Edy selaku Executive Editor untuk Journal of Mathematical and Fundamental Sciences. Selain peningkatan kualitas, aspek lain yang perlu disorot adalah originalitas tulisan. Hal ini yang terus digiatkan untuk membangun karakter Bangsa Indonesia yang jujur.

Hal lain yang ingin dicapai dengan adanya ITB Journal adalah feasibility, kemudahan masyarakat untuk mengakses karya-karya yang memang layak untuk diakses. "Sebuah karya baru bernilai kalau sudah dipublikasikan," kata Edy. Karya yang akan diterbitkan oleh ITB Journal tentunya adalah karya-karya yang berkualitas dengan riset yang cukup mendalam. Selain itu, karya juga harus ditulis dalam Bahasa Inggris. Tulisan ini dapat disubmit ke ITB Journal untuk dinilai oleh beberapa editor yang memiliki keahlian pada bidang yang bersangkutan. Editor yang menilai tulisan minimal terdiri dari dua orang, satu dari Indonesia dan satu dari luar negeri. Ketika editor-editor ini memutuskan bahwa tulisan layak untuk diterbitkan, maka proses editing akan segera dilakukan. Selain memiliki editor dari negara lain, ITB Journal juga memiliki ahli bahasa sebagai tempat untuk berkonsultasi masalah penyajian tulisan yang baik.

Dengan adanya ITB Journal, diharapkan akan lebih banyak lagi jurnal-jurnal Indonesia yang dapat diakui sebagai jurnal internasional. Peningkatan kuantitas ini tentunya juga akan diiringi oleh peningkatan kualitas tulisan. "Tulisan-tulisan lokal akan kita upgrade menjadi skala internasional yang bisa dirujuk oleh masyarakat seluruh dunia. Dengan adanya fakta ini, penulis akan tahu diri untuk memantaskan tulisannya. Membuatnya layak untuk dibaca," imbuh Edy.