ITB Laksanakan Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018

Oleh Vera Citra Utami

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 melaksanakan upacara peringatan pada hari Rabu (02/05/2018) dengan mengambil tempat di halaman Rektorat ITB, jalan Tamansari, Kota Bandung. Upacara ini dimulai tepat pada pukul delapan dengan mengusung tema "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan",  serta sub tema "Membumikan Pendidikan Tinggi, Meninggikan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia".  Perangkat upacara berasal dari Resimen Mahasiswa Batalyon I/ITB dengan pemimpin upacara Haris Marsandiya Akbar Teknk Material 2016, serta pengibar bendera merah putih Agustion Suhada Teknik Kimia 2016, Giri Wardana Fisika 2016, dan Alif Ihsanario Biologi 2016. 


Hardiknas 2018 merupakan momentum yang tepat untuk kembali mengingatkan semua orang akan pentingnya pendidikan. Tidak hanya jalur pendidikan formal seperti di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi, namun juga jalur non formal dan informal yang ketiganya harus saling melengkapi untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Tentunya harapan bagi semua anak untuk dapat mengecam pendidikan yang layak.

Memasuki revolusi industri keempat, sistem pendidikan harus menyiapkan manusia-manusia unggul yang siap menghadapi perubahan zaman. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, diprediksi akan mempengaruhi peradaban manusia di masa depan. Fenomena disruptif akan memasuki semua bidang, tak terkecuali bidang pendidikan. Pendidikan harus segera berevolusi untuk menjawab tantangan zaman tersebut. 


Revolusi pendidikan itu diantaranya pelaksanaan pembelajaran yang tadinya face-to-face menuju  pembelajaran tanpa batas ruang dan waktu. Pendidikan Jarak Jauh menjadi salah satu perhatian untuk menjawab tantangan di era revolusi industri generasi keempat yang saat ini sudah mulai masuk peradaban. Perlu kerjasama antara institusi pendidikan, pemerintah dan industri dalam rangka menjawab tantangan tersebut.  

Pemerintah perlu mendukung revolusi pendidikan melalui regulasi-regulasinya. Dalam waktu dekat, Kemenristekdikti dikabarkan akan mengeluarkan peraturan pemerintah ristekdikti guna mendukung pelaksanaan Program Pendidikan Jarak Jauh itu. “Adapun salah satu implementasi dari kebijakan mengenai PJJ nantinya adalah pembangunan universitas siber (Cyber University), yang dipersiapkan untuk pembelajaran daring,” ujar M. Nasir, Menteri Ristekdikti dalam pidato sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Rektor Bidang Sumberdaya Manusia dan Organisasi (WRSO) ITB, Prof. Irawati, di halaman gedung Rektorat ITB. Melalui Program PJJ yang didukung oleh pemerintah, maka dunia pendidikan akan dapat memperluas jangkauan tanpa harus dibatasi dengan ruang dan waktu. 


ITB sendiri tercatat telah membuka program Pendidikan Jarak Jauh sejak sekitar dua tahun yang lalu. Ada sekitar 600 orang mahasiswa di tahun 2015 yang sudah dinyatakan lulus mengikuti mata kuliah tertentu di ITB dengan skema PJJ. “Mungkin ada sekitar 12 sampai dengan 14 mata kuliah daring di ITB,” ujar Direktur Pendidikan ITB, Dr. Yuli Setyo Indartono saat ditemui humas usai mengikuti upacara peringatan Hardiknas 2018 di Lapangan Gasibu, Kota Bandung.  Menurutnya, peningkatan mutu, peningkatan kapasitas, dan kepeloporan merupakan tiga target yang harus dicapai dari sisi pendidikan. 

Peningkatan mutu di ITB ditandai dengan beberapa program studi yang sudah terakreditasi Internasional dan juga meningkatnya ranking ITB berdasarkan pemeringkatan internasional seperti Times Higher Education (THE) dan QS World University pada Tahun 2018. Peningkatan kapasitas ditandai dengan dibukanya Kampus ITB Cirebon. Sedangkan kepeloporan ditandai dengan dibukanya beberapa program studi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Program studi baru tersebut dapat dikatakan sebagai pelopor karena diperlukan untuk kemandirian Bangsa dan belum dibuka di perguruan tinggi lain. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa semua peningkatan tersebut tidak akan ada artinya tanpa dibarengi dengan pendidikan karakter. “Pendidikan karakter itu juga perlu diangkat, karena karakter menempati kedudukan paling tinggi untuk semua zaman, terutama zaman digital seperti saat ini,” pungkasnya yang baru saja mewakili tiga perguruan tinggi negeri untuk menerima Hibah Pendidikan di luar Domisili (PDD) dari Gubernur Jawa Barat.


Penulis: Irfan Ibrahim