ITB Peduli TPA Leuwigajah dan Sampah Bandung Raya
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Sehari setelah musibah longsornya TPA Leuwigajah, 22 Februari 2005, ITB, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) langsung membentuk tim khusus yang bertugas menganalisis, mengkaji, dan melakukan usaha-usaha mitigasi terhadap bencana longsornya TPA serta juga mengatasi permasalahan sampah Bandung Raya. Tim yang dinamai Satgas ITB Peduli TPA Leuwigajah dan Sampah Bandung Raya ini, beranggotakan staff pengajar ITB yang bidang kepakarannya berhubungan dengan bencana itu dan masalah sampah. Anggota Satgas peduli ini, Dr. Eng. Imam A. Sadisun (ketua), Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri, Dr. Ir. Tri Padmi Damanhuri, Dr. Ir. Bobby S. Dipokusumo, Dr. Ir. Ketut Wikantika, Ir. Wayan Sengara, Ph.D., Ir. Miming Mihardja, M.Sc., Andry Widyowijatmoko, ST, MT., Dedi Apriadi, ST, MT.
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang berlokasi di Bandung, ITB merasa berkewajiban dan sangat terpanggil untuk berkontribusi dalam meringankan beban upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh berbagai pihak dalam penanggulangan pasca bencana tersebut, sesuai dengan kepakaran dan kemampuan yang dimiliki ITB.
Tugas Satgas Peduli TPA Leuwigajah dan Sampah Bandung Raya ini, yaitu:
1. Penyiapan peta-peta, foto-foto lapangan sebelum dan setelah terjadinya longsor, khususnya yang terkait dengan TPA tersebut, seperti citra satelit, topografi, serta melakukan pengambilan foto udara secara langsung ke lokasi bencana.
2. Analisis mengenai kemungkinan sebab-sebab terjadinya longsor.
3. Kajian dan analisa tentang tata-cara pengelolaan di TPA Leuwigajah selama ini.
4. Kajian keberadaan TPA tersebut dalam konteks tata-ruang.
5. Kajian tentang pengelolaan sampah di Bandung.
Pada minggu pertama setelah terbentuknya Tim Satgas, Tim telah mengumpulkan informasi dan mengkaji secara menyeluruh tentang permasalahan TPA Leuwigajah pada khususnya, dan persampahan di daerah Bandung pada umumnya untuk menentukan program yang dapat dilaksanakan oleh ITB secara realistis. Sebagian besar data telah diperoleh dari lingkungan ITB sendiri, karena selama ini ITB telah banyak melakukan kerjasama dengan Pemda di daerah Bandung secara baik.
Berdasarkan analisa singkat kondisi lapangan serta hasil kajian-kajian awal yang telah dilakukan tersebut di atas, Tim Satgas merancang lima program kegiatan, yaitu:
1. Usulan outline yang bersifat teknis tentang bagaimana mengurangi risiko terhadap kemungkinan terjadinya longsor susulan di TPA Leuwigajah.
2. Identifikasi akibat longsoran dan upaya penanggulangan secara teknis terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
3. Sumbang saran pemikiran upaya mendesak penanggulangan sampah Kotamadya Bandung, Kotamadya Cimahi, dan Kabupaten Bandung pasca bencana longsor.
4. Usulan outline yang bersifat teknis tentang rehabilitasi dan reklamasi ex TPA Leuwigajah.
5. Sumbang saran pemikiran ke depan dalam pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan di Bandung Raya.
Rincian progam kegiatan dapat dilihat pada berita “Rincian Program Satgas ITB Peduli TPA Leuwigajah dan Sampah Bandung Raya.”
Sampai sekarang, beberapa catatan hasil kegiatan Tim Satgas, yaitu:
1. Kajian tentang pengelolaan TPA Leuwigajah telah dilakukan pada tahun 2004 dan secara singkat terangkum dalam tulisan “Sumbang Saran Pemikiran Pengelolaan TPA Leuwigajah.” (Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri, dkk, Teknik Lingkungan)
2. Kajian awal faktor-faktor penyebab dan mekanisme longsoran serta usaha-usaha rehabilitasi lahan longsoran di TPA Leuwigajah. (Dr. Eng. Imam A. Sadisun, dkk, Teknik Geologi)
3. Sumbangan pemikiran yang berjudul “Perencanaan dan Pengelolaan TPA dalam Perspektif Pengembangan Ruang Kota – Mengambil Pelajaran dari Bencana TPA Leuwigajah.” (Ir. Miming Mihardja, M.Sc., Planologi)
4. Pengambilan foto udara detail lokasi longsoran TPA Leuwigajah dan sekitarnya dengan menggunakan pesawat remote control. (Dr. Ir. Bobby S. Dipokusumo, dkk, Teknik Geodesi)
5. Analisis longsoran sampah dengan citra satelit (Dr. Ir. Ketut Wikantika, Teknik Geodesi)
6. Pembuatan prototipe rumah bambu plester sebagai alternatif pengembangan pemukiman pada rencana relokasi penduduk yang terkena dampak bencana longsor TPA Leuwigajah. (Andry Widyowijatmoko, ST., MT., dkk, Arsitektur)
7. Kajian awal kestabilan lereng longsoran TPA Leuwigajah dan evaluasi desain teknis konstruksi penanggulangannya. (Ir. Wayan Sengara, Ph.D., dkk, Teknik Sipil)
Semua ini adalah perwujudan ITB menunaikan salah satu tugasnya yang terangkum dalam tri darma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat. Sebelumnya, sebagai respon terhadap bencana Tsunami di Aceh dan Sumut, ITB juga langsung membentuk Satgas Peduli Aceh dan Sumut. (Laporan mengenai Satgas Aceh dan Sumut ini dapat dilihat di Berkala ITB edisi Maret)
antonius krisna murti