ITB Perkuat Peran Civitas Academica dalam Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar pertemuan untuk menindaklanjuti pengelolaan sampah berkelanjutan di Gedung Annex, Rektorat ITB, Rabu (18/10/2023). Kegiatan kali ini dihadiri oleh dekan sekolah dan fakultas hingga tenaga pendidik.

Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari surat instruksi Rektor nomor 381.IT.A/HK.01/2023 yang memberikan arahan kepada seluruh pimpinan unit kerja di lingkungan ITB, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan mitra di lingkungan ITB, guna melakukan pengelolaan sampah di lingkungan ITB.

Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., mengatakan, keberhasilan pengelolaan sampah sangat bergantung pada kebiasaan civitas academica karena hal tersebut merupakan cermin dari budaya ITB. "Kita harus tegas, lugas, dan konsisten untuk pengelolaan sampah," ujarnya.

Selain telah adanya tim penanganan sampah di setiap fakultas dan sekolah, demi menunjang hal tersebut, pihak ITB berkolaborasi dengan aparat setempat seperti RT/RW dan lingkungan sekitar kampus ITB.

Sementara itu, Sekretaris Institut ITB, Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo, mengajak setiap pihak di ITB untuk terus konsisten mengurangi sampah dan mengubah kebiasaan hidup yang lebih ramah lingkungan.

"Kita benar-benar ingin menjadi sebuah gerakan yang masif dan harus dilakukan bersamaan. Hal ini butuh kerja sama dari semuanya," tuturnya.

Beliau mengatakan, akan ada berbagai penyesuaian terkait pengelolaan sampah di setiap kegiatan yang dilaksanakan ITB. Mulai dari individu hingga kelompok. Hal ini menjadi langkah positif untuk lingkungan lebih bersih dan sehat.

Adapun Direktur Direktorat Sarana dan Prasarana, Dr. Herto Dwi Ariesyady, S.T, M.T., menyampaikan terkait rencana besar ITB untuk bergerak ke arah yang lebih berkelanjutan.

Beliau mengatakan, sampah dapat dikelola dengan baik hingga menghasilkan produk atau dimanfaatkan ulang. Dengan demikian, sampah tidak lagi berakhir di TPA.

"Kita sebenarnya sudah berhasil mengelola sampah. kita juga ada teknologi salah satunya BSF (Black Soldier Fly) yang bisa jadi bahan kosmetik atau pakan ternak. Selain teknologinya, perlu didukung oleh resources yang andal," tuturnya.

BSF memiliki kandungan protein tinggi yang sangat dibutuhkan dalam industri pakan ternak. Nutrisi yang terkandung dalam larva BSF dapat membantu meningkatkan kualitas pakan ternak dan mendukung pertumbuhan yang sehat. BSF sendiri tidak menularkan bakteri, penyakit, maupun kuman pada manusia sehingga sangat cocok untuk dijadikan pakan ternak.

Adapun pengelolaan sampah lainnya dapat dilakukan dengan pengurangan sampah dan penanganan sampah.

Pengurangan sampah dapat dilaksanakan dengan pembatasan penggunaan material sekali pakai hingga pengurangan konsumsi makanan dan minuman yang berpotensi menambah timbulan sampah.

Civitas academica dapat menerapkan teknologi informasi dalam tata kelola organisasi maupun kegiatan pendidikan guna meminimalisasi penggunaan bahan kertas. Begitu pula saat kegiatan rutin maupun insidental, penting untuk diterapkan sistem kerja yang baik dalam pemilahan serta pengurangan sampah.

Terkait penanganan sampah dapat dilakukan dari sumber di setiap unit kerja dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Penerapan pengelolaan sampah ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak di lingkungan kampus. Hal tersebut dapat menjadi langkah penting pengurangan dampak permasalahan lingkungan sekaligus mempromosikan kesadaran mewujudkan kampus berkelanjutan.

Reporter: M. Naufal Hafizh