ITB: Pusat Penggalangan Bantuan se-Bandung Raya

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Sebagai bentuk kepedulian bencana yang menimpa saudara-saudara di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut) masyarakat ITB segera menggelar berbagai program kepedulian. Enam belas himpunan mahasiswa ITB dan enam unit kegiatan mahasiswa bergabung dengan Kabinet Mahasiswa (KM) ITB untuk menggelar berbagai bentuk penggalangan dana dan bantuan musibah nasional ini. Kini, ITB pun hendak menjadi pusat kepedulian aceh untuk Bandung raya. Kabinet Mahasiswa ITB telah membangun lima posko statis dan lima daerah posko dinamis. Posko-posko itu adalah posko statis depan gerbang utama ITB yang juga bertanggungjawab terhadap posko dinamis pada daerah Balubur, Gelap Nyawang, dan pertigaan RS Boromeus; posko statis Bandung Indah Plaza (BIP), bertanggungjawab terhadap posko dinamis daerah BEC (Bandung Electronic Centre); posko statis simpang Dago, bertanggungjawab terhadap posko dinamis di perumahan dosen Kanayakan, Tubagus Ismail, Kafe-kafe di Dago Atas, dan kompleks Istana Dago. Dua posko statis lainnya adalah posko statis Superindo dan posko statis Premiere. Begitu menerima informasi mengenai bencana gempa dan tsunami di NAD dan Sumut, KM ITB segera mengadakan pembicaraan mengenai aksi kepedulian sebagai respon atas bencana nasional itu. Awalnya, segera dibuat kotak-kotak dana untuk musibah ini. Selain itu, dibuat surat imbauan ke setiap himpunan mahasiswa dan departemen untuk menggalang dana bagi korban NAD dan Sumut. Kini, KM ITB telah berkoordinasi dengan BEM se-Bandung Raya untuk menggalang dana dan bantuan dari tiap Perguruan Tinggi. Siang tadi, tujuh orang mahasiswa ITB dikirim ke NAD sebagai tim perintis. "Mereka hanya membuka jalan. Ini lebih baik daripada mengirim banyak orang namun di sana (NAD) hanya menjadi beban," ujar Anwar Rustanto, Menteri Pengabdian Masyarakat KM ITB "Nanti, berdasarkan informasi dari mereka, kami akan terbuka jalan bagi relawan lainnya." Semua dana dan bantuan akan dipusatkan ke ITB untuk selanjutnya akan dikirim ke Bakornas di Jakarta. Dari situ, baru dikirim ke daerah yang membutuhkan di NAD dan Sumut. Selain itu, pada malam tahun baru nanti, juga direncanakan adanya pemutaran film mengenai bencana di NAD dan Sumut di dekat Superindo. “Tujuannya untuk mengingatkan pada masyarakat Bandung dan khususnya mereka yang merayakan tahun baru di jalan Dago, bahwa di ujung barat negeri ini ada saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, menderita, kedinginan dan kelaparan,” ungkap Anwar, “Kami akan menggelar penggalangan dana untuk Aceh dan Sumut di sana.”