ITB Raih Penghargaan di Pekan Riset Sawit Indonesia 2018

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id – Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang besar. Dengan kesuburan tanahnya, tidak mengherankan jika wilayah Indonesia cocok sebagai lahan perkebunan . Kelapa sawit misalnya, merupakan salah satu tanaman yang banyak dikelola di Indonesia. Dengan produksi minyaknya saja yang saat ini mencapai 32 juta ton per tahun, dapat dibayangkan betapa besar potensi yang bisa diangkat dari kelapa sawit jika bisa dimanfaatkan secara penuh. Untuk alasan itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan Pekan Riset Sawit 2018.

Riset sudah menjadi hal yang lekat dengan ITB sejak lama. Telah banyak pengembangan teknologi yang memberi segudang manfaat bagi masyarakat dijalankan oleh ITB. Pada rangkaian Pekan Riset Sawit 2018 yang diadakan pada tanggal 13-15 Februari 2018 di Hotel el Royale, Bandung, ITB mempresentasikan beberapa riset-riset tersebut serta berhasil menerima tiga dari enam penghargaan yang diberikan.

Kategori pertama adalah pemenang poster terbaik untuk poster penelitian oleh Dr. Ir. Lienda Aliwarga untuk penelitian beliau bersama tim yang mengangkat Pengmbangan Teknologi Produksi Sabun Kalsium untuk Pakan Ternak Ruminansia Berbahan Baku PFAD. Sedikit tentang sabun kalsium, produk ini merupakan suplemen lemak yang digunakan untuk pakan ternak ruminansia dan telah diaplikasikan di banyak negara. Penelitian yang dilakukan Dr. Lienda memanfaatkan Palm fatty acid distillate (PFAD) yang didapat dari produk samping dari proses pemurnian CPO.

Kategori kedua yang ITB menangkan adalah pelaksanaan penelitian tepat waktu untuk penelitian oleh tim Dr. Ir. I.G.B.N. Makertihartha yang mengembangkan proses perengkahan katalitik minyak sawit untuk produksi bahan bakar nabati. Dengan perkiraan kenaikan konsumsi BBM hingga 1,5 kali dari konsumsi saat ini, kebutuhan produksi BBM selain dari sumber fosil menjadi penting. Dengan penelitian ini, minyak sawit dapat diubah menjadi green gasoline. Tidak hanya itu, green LPG serta LCO dan HCO pun dapat diperoleh, dengan persentase masing masing 60% untuk green gasoline, 25% untuk green LPG, serta 15% untuk LCO dan HCO. Ini berarti, 100% dari minyak sawit yang diproses berhasil menjadi produk lain.

Kategori ketiga adalah mitra penelitian terbaik yang dimenangkan oleh LPPM ITB. Untuk kategori tersebut, ITB berhasil meraihnya karena sukses mengirimkan jumlah riset terbanyak untuk satu institusi, yaitu tujuh riset sekaligus. Selain dari dua riset yang telah disebutkan, ITB juga mempresentasikan lima penelitian lain. Satu dari bidang bioenergy yang dilakukan oleh tim Dr. Ronny Purwadi; tiga dari bidang biomaterial yang dilakukan oleh tim Dr. Yogi Wibisono Budhi, tim Dr. CB Rasrendra dan tim Dr. Ir. I Dewa Gede Arsa Putrawan, MT; serta satu dari bidang pangan/kesehatan yang dilakukan oleh tim Dr. Dianika Lestari Ketujuh penelitian ini telah mulai berjalan sejak lama. Untuk mengajukan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), penelitian-penelitian ini didaftarkan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Yang menarik dari riset-riset ini adalah penggunaan bio massa sebagai bahan baku. Ini sejalan dengan program studi ITB yang terbilang baru dibuka, yaitu Program Studi Teknik Bio Energi dan Kemurgi serta Teknik Pangan yang secara akademis akan mendapat banyak manfaat dari penelitian tersebut. Dalam acara tersebut, riset-riset dipresentasikan. Selain presentasi riset, dalam acara tersebut juga ditampilkan booth-booth poster atau karya riset-riset tersebut.

Sumber foto: Website BPDP (http://www.bpdp.or.id/gallery/slider/17825e09e0847671ce836b82d0a825a0.jpg)