ITB Serukan Kolaborasi Nyata Perguruan Tinggi di Asia untuk Pengembangan SDM dalam “The Asian Universities Science and Technology Innovation Forum”
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
HONG KONG, itb.ac.id - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., menyerukan keutamaan pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul demi meraih reputasi global dalam pidatonya pada kegiatan “The Asian Universities Science and Technology Innovation Forum” yang diselenggarakan bersama oleh Japan Science and Technology Agency (JST) dan China Association for International Exchange of Personnel (CAIEP).
Forum yang diselenggarakan pada tanggal 27 hingga 28 Januari di Hong Kong tersebut dihadiri lebih dari 30 Rektor atau Wakil Rektor dari universitas terkemuka di Asia, baik dari Asia Tenggara, Jepang, dan Cina. Acara ini juga dihadiri Direktur Eksekutif AUN (ASEAN University Network), Choltis Dhirathiti, Ph.D.
Forum ini bertujuan memperkuat kerja sama antar universitas di Asia dalam menanggapi tantangan global dan membangun platform kolaborasi untuk menjadikan perguruan tinggi di Asia sebagai kekuatan global dalam pendidikan tinggi dalam inovasi pengetahuan dan teknologi.
Dalam pidatonya, Prof. Reini menyampaikan bahwa ITB telah bekerja sama dengan berbagai mitra dari Jepang, Cina, dan negara-negara ASEAN yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang memuat klausul pertukaran SDM. Terdapat 13 MoU antara ITB dengan Cina, 51 dengan Jepang, dan 32 dengan ASEAN, serta empat konsorsium dengan universitas di ASEAN dan Indonesia. Meskipun upaya-upaya tersebut telah membuka jalan untuk membina talenta-talenta terbaik, Rektor ITB mengingatkan bahwa upaya yang lebih kuat harus dilakukan melalui kolaborasi yang lebih solid khususnya melalui staff mobility and exchange.
Selanjutnya Rektor ITB mengusulkan kolaborasi bernama “Collaborative Brain Circulation Initiative through Human Resource Exchange and Training to Achieve World-Class University Reputation in the Spirit of In Harmonia Progressio” . Motto ITB In Harmonia Progressio, maju bersama secara harmonis, tidak hanya relevan untuk ITB tetapi juga untuk perguruan tinggi lain di Asia karena ancaman dan tantangan yang relatif sama usai pandemi untuk mencapai dan mempertahankan reputasi perguruan tinggi kelas dunia. Prinsip ini semakin relevan di zaman ketika kita dipersatukan oleh keberagaman untuk mencapai tujuan bersama. Rektor menegaskan persaingan telah kehilangan relevansinya di era globalisasi ini. Sekarang adalah era kolaborasi.
Rektor ITB pun menggarisbawahi pentingnya penguatan kualitas seluruh SDM baik staf akademik yaitu dosen maupun staf nonakademik yaitu tenaga kependidikan (tendik). Prof. Reini menyatakan bahwa dosen adalah jantung dari perguruan tinggi sedangkan tendik adalah tulang punggungnya. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas kedua kelompok sangatlah penting.
Pada hari kedua acara yang juga merupakan hari penutupan kegiatan, Rektor ITB dan para pimpinan perguruan tinggi di Asia tersebut mendapat kesempatan untuk mengunjungi National Rail Transit Electrification and Automation Engineering Technology Research Center dan fasilitas riset 3D printing yang komprehensif di Hong Kong Polytechnic University. Hal yang menarik dari fasilitas riset 3D printing ini walaupun dikelola oleh Fakultas Teknik namun bersifat resource sharing sehingga fakultas-fakultas lain pun bebas memanfaatkan untuk kepentingan riset.
Kunjungan ke Hong Kong Polytechnic University ini penting untuk ITB karena selain dapat membuka peluang kerja sama juga untuk mempelajari pengelolaan fasilitas-fasilitas riset yang dimiliki Hong Kong Polytechnic University sehingga dapat diadopsi oleh ITB.