ITB Siap Terapkan Eco-Campus yang Berkelanjutan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Kampus ITB Ganesa. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
BANDUNG, itb.ac.id — Masalah lingkungan menjadi salah satu isu yang sangat penting untuk dibahas. Lingkungan yang tidak terkelola dengan baik, akan menimbulkan berbagai musibah serta penurunan kualitas hidup manusia. Untuk menyelesaikan isu lingkungan tersebut, diperlukan sinergi dari semua sektor termasuk perguruan tinggi.


Eco-campus adalah salah satu program dari perguruan tinggi untuk mewujudkan lingkungan kampus yang ramah lingkungan, hijau, berkelanjutan serta sebagai edukasi kepada mahasiswa bagaimana mengelola lingkungan dengan benar. Untuk mewujudkan ITB sebagai eco-campus yang berkelanjutan, Ikatan Alumni Teknik Lingkungan (IA-TL) ITB mengadakan diskusi terkait strategi dalam mewujudkan ITB sebagai eco-campus pada Jumat (15/5/2020) melalui Zoom. Diskusi tersebut dipimpin oleh alumni serta dosen FTSL Dr. Herto Dwi Ariesyady, ST., MT.

Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, Ir. Muhamad Abduh, MT., Ph.D., dalam sambutannya mengatakan bahwa program eco-campus ini tidak hanya demi kepentingan peningkatkan peringkat ITB saja, tetapi merupakan sebuah kebutuhan bagi kita tidak hanya sekarang tetapi juga di masa yang akan datang. “Saya senang sekali mendengar eco-campus ini, dan pasti kegiatan ini akan didukung, tetapi mungkin hanya perlu sinkronisasi berkaitan dengan kapasitas kita. Karena keberlanjutan itu tidak hanya masalah pribadi tetapi masalah kebersamaan,” ujarnya.

Ide awal eco-campus ITB sendiri sudah dirancang sejak lama. Menurut Dida Gardera, Alumni ITB serta tim eco-campus ITB, mengatakan, ide ini diawali saat melihat pengelolaan sampah di ITB yang sudah baik tetapi perlu lebih ditingkatkan. Dida mengatakan, bahwa fokus awal eco-campus ini hanya di ITB Kampus Ganesa saja tetapi rektor mengarahkan untuk diberlakukan juga di ITB Kampus Jatinangor. “Konsep eco-campus kita susun perencanaannya. Idenya atau konsepnya nanti tentu mendapat masukan dari masyarakat ITB,” tambah Dida.

Dalam perjalalanannya, tim eco-campus ITB belajar dari berbagai universitas baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dari hasil studi tersebut, tim eco-campus ITB setidaknya mempunyai guideline dan benchmarch bagaimana perencanaan dan index yang harus dipenuhi dalam kriteria eco-campus. “Dan memang, tujuan akhirnya adalah menciptakan sustainability eco-campus di ITB dan meraih index nomor satu sebagai eco-campus di indonesia,” jelas Dida.

Alumni ITB lain, Maya yang juga seorang ahli di bidang sustainability mengatakan, bahwa banyak masyarakat yang sangat konsen terhadap reputasi ITB dalam eco-campus ini. Oleh karena itu, ia menambahkan bahwa maksud dari penyusunan strategi eco-campus adalah untuk mengkaji terkait aspek keberlanjutan dan menyusun rekomendasi strategi peningkatan kinerja dan reputasi ITB sebagai eco-campus dan dengan tujuan kampus ITB dikenal sebagai kampus yang ramah lingkungan dan berkontribusi bagi pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam diskusi tersebut juga ditekankan bahwa kampus harus memberikan contoh kepada masyarakat akademik bagaimana mengelola lingkungan yang berkelanjutan dalam upaya mencapai Sustainability Development Goals (SDGs). Alumni ITB, terutama dari IA-TL ITB mendukung serta mengambil bagian dalam mewujudkan ITB sebagi eco-campus yang berkelanjutan. Dukungan ini berupa perencanaan konsep hingga dukungan pembiayaan. Melalui diskusi ini, diharapkan menjadi langkah bagi ITB dalam menuyusun program eco-campus yang berkelanjutan.

Reporter: Deo Fernando (Kewirausahaan, 2021)