ITB Sukses Selenggarakan Konferensi Internasional di Bidang Kebencananaan di Bali

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Dok. Panitia

BALI, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses menyelenggarakan 9th International Conference on Building Resilience (ICBR09) dan 4th ITB Centennial International Conference (IC04 P100) di Nusa Dua, Bali pada 13-15 Januari 2020. ICBR09 ini spesial karena digelar bersamaan dengan perayaan Peringatan Centenial Pertama ITB. 

“ITB didirikan sebagai Technische Hoogeschool te Bandoeng pada tahun 1920, dan tahun ini, pada tahun 2020 ia menyelesaikan satu abad penuh kemajuan dan dedikasi dalam pendidikan bidang sains, teknik, dan layanan sosial,” ujar Dr. Harkunti P. Rahayu selaku ketua panitia acara tersebut.

Konferensi ini diselenggarakan bersama oleh Pusat Penelitian untuk Mitigasi Bencana ITB (RCDM-ITB), Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK-ITB) dan Pusat Ketahanan Global di Universitas Huddersfield (Inggris), dan diselenggarakan bersama oleh Badan Perencanaan Nasional Indonesia. Konferensi tahun ini mengangkat tema “Investing in Disaster Risk Reduction and Climate Change Adaptation for Building Resilient Cities”.

“Ini adalah saat yang tepat bagi kami untuk menyoroti isu-isu dalam topik pengurangan risiko bencana dan pemerintahan, adaptasi perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan membangun ketahanan dalam masyarakat perkotaan,” ungkapnya.

Dalam agenda tiga hari tersebut, pembicara yang hadir antara lain Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional, Dr. HC. H. Suharso Monoarfa, Direktur Jenderal Rencana Tata Ruang Wilayah Kementerian Agraria & Perencanaan Tata Ruang, Dr. Abdul Kamarzuki, Direktur Jenderal Pembiayaan Anggaran dan Manajemen Risiko Kementerian Keuangan, Dr. Luky Alfirman, Gita Wirjawan, Prof. Seigo Nasu, Prof. Louise Comfort, dan banyak lagi. Acara tersebut dibuka oleh Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D selaku Rektor ITB Periode 2020-2025.

*Dok. Panitia

Disampaikan Dr. Harkunti, konferensi internasional ini telah mencapai rekor baru karena telah menghadirkan 300 peserta dari berbagai latar belakang pendidikan seperti akademisi, insinyur, praktisi, dan peneliti yang terkait dengan pengurangan risiko bencana. “Selain itu, konferensi ini telah menarik lebih dari 250 pengiriman abstrak dan 128 makalah yang disajikan selama tiga hari konferensi,” ujarnya.

Para penulis berasal dari lebih dari 38 negara. Kebanyakan penyaji berasal dari Indonesia, dengan 39 makalah, diikuti oleh Inggris (17), Sri Lanka (11), Australia dan Filipina (keduanya 9), Selandia Baru (8), Bangladesh (7), Myanmar (3), Jepang, Malaysia, Portugal, Amerika Serikat (masing-masing 2), dan lebih banyak lagi berasal dari Malta, Bulgaria, Kamboja, Chili, Cina, Siprus, Ceko, Estonia, India, Latvia, Maladewa, Belanda, Pakistan, Afrika Selatan, dan Taiwan.