ITB Talks: AI for Education, AI Sebagai Mitra Tidak Menggantikan Manusia
Oleh Anggun Nindita -
Editor TIM CDN
BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menyelenggarakan ITB Talks, Rabu (7/8/2024) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha. ITB Talks kali ini mengangkat tema "AI for Education".
Pemaparan topik mengenai AI diisi oleh narasumber yang telah menjadi ahli di bidangnya, antara lain Dekan Fakultas Artificial Intelligence Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Dr. Mohd Naz'ri bin Mahrin, Director of Library Services University of Wollongong Margie Jantti, dan Ahli dari Pusat Artificial Intelligence ITB Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng., dalam sambutannya mengatakan bahwa kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tidak lantas menggantikan peran mausia. Sebaliknya, AI dipandang menjadi sebuah alat yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kompleks di masa depan.
"Kita semua masih di sini karena yakin bahwa manusia masih memiliki peran yang sangat penting dan AI merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas serta kreativitas kita," ujarnya.
Beliau pun menyoroti pentingnya menggabungkan ilmu kemanusiaan dengan teknologi, termasuk AI. Dengan demikian, lulusan ITB diharapkan menjadi sumber daya manusia yang adaptif dan mampu menghadapi tantangan di masa depan yang semakin kompleks.
Sementara itu, ahli dari Pusat Artificial Intelligence ITB Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono, menyatakan bahwa AI merupakan simulasi kecerdasan manusia yang diprogram ke dalam mesin, memungkinkan mereka untuk belajar, berpikir, dan mengambil keputusan.
AI sering dianggap sebagai tiruan dari otak manusia. Kecerdasan buatan ini dapat meniru berbagai fungsi kognitif pada manusia seperti menerima dan memproses informasi, belajar dan beradaptasi, memecahkan masalah, menganalisis masalah yang kompleks, hingga menemukan solusi yang optimal.
"Beberapa contoh penerapan AI dalam kehidupan sehari-hari antara lain Google Translate, penggunaan asisten virtual seperti iphone Siri, face recognition, dan pemakaian untuk kreativitas seperti Photoshop dengan fitur AI," katanya.
Kecerdasan Buatan atau AI ini sebenarnya bukan merupakan teknologi baru. Mimpi untuk menciptakan mesin berpikir layaknya manusia telah ada sejak zaman kuno.
"Akan tetapi, perkembangan pesat dalam bidang teknologi di abad 20, semakin memungkinkan para ilmuwan dalam mewujudkan mimpi tersebut," tutur Dr. Mohd Naz'ri bin Mahrin.
Dr. Naz'ri mengungkapkan dengan peningkatan teknologi komputasi serta ketersediaan data yang semakin besar, bidang AI pun kini semakin maju. Terlebih saat kemunculan teknologi ChatGPT. ChatGPT dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah perkembangan AI. Hal tersebut menandai era baru di mana AI tidak hanya mampu melakukan tugas-tugas yang spesifik, tetapi juga dapat berinteraksi dengan manusia secara lebih mendalam.
Di sisi lain, Margie Jantti mengatakan meski AI telah menjadi bagian bagi kehidupan kita sehari-sehari, namun penggunaan AI harus relevan dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
"AI masa depan harus dirancang dengan kemampuan untuk terus belajar dan berkembang," ucapnya.
Diharapkan kolaborasi antara manusia dan AI akan menjadi kunci sukses di masa depan. AI dapat membantu manusia dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks namun tidak sampai menggantikan peranan manusia. Sedangkan manusia dapat memberikan kreativitas, empati, dan pemahaman konteks yang lebih baik.