ITB Talks ke-3, Memperkuat Kolabori Riset Multidisipliner di Tengah Pandemi COVID-19

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id--Institut Teknologi Bandung kembali menyelenggarakan ITB Talks dengan tema yang diangkat kali ini yaitu "Strengthening Multidisciplinary Research Collaboration in ICT-AI-BME". ITB Talks ke-3 ini menghadirkan tiga pembicara utama yaitu, Prof. Bambang Riyanto Trilaksono dari Pusat AI ITB, Dr. Eng. Ayu Purwarianti dari Pusat AI ITB (PUI-PT AI-VLB), dan Prof. Tati Latifah Mengko dari Kelompok Keahlian Teknik Biomedika ITB. Selain itu, pada acara kali ini, dipandu oleh moderator Prof. Intan Ahmad Musmeinan.

Bertempat di Aula Barat, Kampus ITB, Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Rabu (12/8/2020), kegiatan ini dibuka terlebih dahulu oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Ia berharap, bahwa melalui kegiatan ini bisa menjadi sebuah sarana bagi kita untuk saling berbagi aspirasi dan pemikiran, dalam semangat in harmonia progressio.

Prof. Reini mengatakan, dalam beberapa minggu lagi, ITB akan mulai menggulirkan kegiatan perkuliahan Semester I TA 2020/2021. Secara umum, ITB masih menjalankan kebijakan penyelenggaraan perkuliahan secara daring. Pertimbangan utamanya adalah keselamatan. “Metode daring memungkinkan kita melakukan berbagai kegiatan dengan mobilitas dan interaksi yang minimal, sehingga meningkatkan faktor keselamatan. Meski demikian hal ini membuat kegiatan-kegiatan tertentu tidak bisa terlaksana dengan tingkat capaian yang maksimal. Untuk mengejar tingkat capaian, kualitas kuliah daring selayaknya kita tingkatkan,” ujarnya.

Sementara itu, ia melanjutnya, Pemerintah Pusat telah menggulirkan kebijakan tentang pemulihan ekonomi. Kebijakan tersebut kemudian diikuti oleh pemerintahan di tingkat provinsi dan kota/kabupaten. ITB, dan tentunya seluruh perguruan tinggi pada umumnya, diharapkan meningkatkan kontribusinya dalam mendukung kebijakan pemerintah tersebut.
“Untuk meningkatkan kontribusi ITB dalam mendukung kebijakan pemulihan ekonomi, kita perlu bekerja secara multi-/lintas-disiplin, dan tentunya juga secara lintas-fakultas/sekolah. Kita perlu pro-aktif untuk menawarkan gagasan-gagasan kepada berbagai pihak baik dari lingkungan pemerintah, kalangan pelaku usaha, maupun kelompok-kelompok UKM,” jelas Prof. Reini.

Lebih lanjut Prof. Reini mengatkan, penelitian dan pengembangan secara lintas-disiplin di bidang-bidang biomedic dan medical science and engineering akan dibutuhkan untuk penguatan ketahanan bangsa di bidang kesehatan. Selain itu ITB juga memiliki kemampuan di berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) untuk mengembangkan skenario implementasi industri 4.0 yang sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi Indonesia, guna meningkatkan daya saing ekonomi dan keberlanjutan pembangunan bangsa.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada ITB Talks ke-3 ini, Prof. Bambang menerangkan tentang Artificial Intelligence untuk deteksi COVID-19 berdasarkan Citra CT-scan dan X-Ray, Prof. Tati menjelaskan tentang pentingnya riset kolaborasi secara multidisiplin dengan judul COVID-19, pushing the integration of multidisciplinary expertise, dan Dr. Ayu menerangkan tentang penelitian artificial intelligence untuk masa pandemi.