ITB Talks: Rekap 2020-2024 dan Apresiasi ITB
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
ITB Talks "Rekap 2020-2024 & Apresiasi ITB" (Dok. Humas ITB/M. Naufal Hafizh)
BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menyelenggarakan ITB Talks, pada Selasa (10/12/2024), di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha. ITB Talks kali ini mengusung tema "Rekap 2020-2024 & Apresiasi ITB". Agenda ITB Talks bertujuan untuk merefleksikan capaian-capaian strategis selama periode 2020-2024, sekaligus sebagai wadah interaksi internal mengenai keberjalanan kebijakan kampus.
Ada berbagai topik pembahasan yang langsung dipaparkan oleh jajaran pimpinan ITB antara lain, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M. Eng., dengan materi Kurikulum 2024; Wakil Rektor Bidang Keuangan Perencanaan, dan Pengembangan Prof. Ir. Muhammad Abduh, M.T., Ph.D., dengan materi Multikampus dan Financial Aid; Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S., M.Comm., dengan materi Human Resource Information System (HRIS); Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D., dengan materi Budaya Ilmiah Unggul; dan Sekretaris Institut Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo dengan materi Integrasi Data/Sistem Layanan ITB.
Acara ini dibuka oleh Sekretaris Institut, Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo sebagai moderator.
Sementara itu, Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan refleksi atas perjalanan transformasi selama lima tahun terakhir, mengacu pada Rencana Induk Pengembangan ITB 2020-2025. Di bawah visi besar “Globally Respected and Locally Relevant University”, ITB telah menapaki berbagai langkah strategis untuk meningkatkan reputasi global sekaligus memperkuat kontribusi lokal.
Beliau menekankan bahwa mencapai visi tersebut membutuhkan dua hal utama: international leverage untuk mendongkrak reputasi global dan local outreach untuk meningkatkan relevansi di tingkat lokal. “Untuk mewujudkan kedua hal itu, ITB memerlukan peningkatan kapasitas dan kelincahan kelembagaan (capacity & agility),” ungkapnya.
Periode 2020-2022 menjadi salah satu fase paling menantang dalam sejarah ITB. Pandemi COVID-19 mengharuskan seluruh sivitas akademika untuk beradaptasi dalam situasi yang tidak terduga. Meski begitu, solidaritas dan inovasi menjadi kunci keberhasilan ITB dalam menjaga pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
“Kita semua bahu-membahu menghadapi krisis ini. Dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan, hingga alumni, semua berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan kegiatan dengan kualitas yang tetap terjaga,” ujar Prof. Reini.
Pandemi juga menjadi katalis untuk percepatan penerapan paradigma pendidikan 4.0 dan digitalisasi sistem pelayanan. Berbagai inisiatif dilakukan, termasuk pengembangan platform pembelajaran daring dan penguatan inovasi berbasis teknologi untuk mendukung kebijakan pemulihan ekonomi pascapandemi yang dicanangkan pemerintah.
Prof. Reini pun mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh jajaran pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, serta semua pihak yang telah mendukung transformasi ini.
“Kami percaya bahwa kolaborasi yang kuat dapat membawa ITB, dan kita semua, menuju kehidupan yang lebih baik, kemajuan di berbagai bidang, serta martabat yang terpandang di dunia internasional,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah ditempuh, ITB terus berkomitmen untuk dapat semakin melangkah secara global tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat di tingkat lokal.