ITB Tandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Institut Otomotif Indonesia
Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi
Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi
BANDUNG, itb.ac.id – Dalam sektor manufaktur, industri otomotif merupakan pilar utama dalam perkembangan perekonomian Indonesia sehingga isu-isunya pun selalu hangat di mata nasional. Sebagai bentuk partisipasi, ITB baru saja menandatangani kerjasama dengan Ir. Made Dana M. Tangkas (Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia) sekaligus perwakilan dari Institut Otomotif Indonesia, tepat pukul 13.00 WIB, Rabu (12/04/17). Tak hanya itu, Made Tangkas juga menyerahkan mesin mobil untuk Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB sebagai bahan pengembangan untuk mesin alat angkut pedesaan. Acara yang dilaksanakan di Ruang Seminar Labtek III Matthias Aroef ini dibagi atas tiga sesi, yakni sesi penandatangan kerjasama, sesi penyerahan mesin, dan kuliah umum dengan “Visi Industri Otomotif Indonesia 2025”.
Made Tangkas mengawali kuliah dengan memberikan gambaran kasar mengenai potret industri otomotif di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki kekayaan alam melimpah, Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan potensi tersebut karena lebih banyak kekayaan alam yang “dilempar” ke luar negeri dibandingkan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Padahal menurutnya, posisi Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan produk-produk otomotif. “Produksi mobil completely build up (CBU) masih kalah dengan Thailand, di mana di sana dihasilkan 1,9 juta mobil / tahun, berbanding 1,17 juta mobil / tahun di sini. Hal tersebut membuat Indonesia harus kehilangan salah satu sumber pendapatannya, yakni pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi. Tapi saya optimis, di tahun 2025 Indonesia dapat menyamai, atau mungkin lebih, dibandingkan dengan apa yang dapat dihasilkan Thailand sekarang,” ungkap Made Tangkas.
Made Tangkas berharap, dengan pemberian mesin, ITB dapat lebih berkontribusi lebih untuk mendorong perwujudan Nawacita yang dicita-citakan Presiden, yakni pengembangan desa. Alumni Fakultas Teknologi Industri (FTI) tahun 1989 ini juga mengungkapkan rasa optimisnya pada mahasiswa ITB, dan berharap proses research and development (R&D) dapat membantu pembangunan desa, melalui pengembangan alat angkut pedesaan.
Reporter : Jonathan Raditya Valerian (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan 2016)
ITB Journalist Apprentice 2017
Sumber foto : dokumentasi pribadi