Mr. Jayant N. Khonragade mengatakan ITB merupakan salah satu institusi pendidikan berorientasi seni, budaya, dan humaniora terkemuka di Indonesia. Oleh karena itu, dalam kunjungan tersebut, pihaknya bermaksud untuk penjajakan kolaborasi Artists Camp Visit Project dan berbagai kemungkinan kerja sama dalam bidang akademik lainnya.

Dr. Rikrik menyambut baik hal tersebut. Beliau mengatakan, FSRD ITB kerap melakukan berbagai kolaborasi dengan mitra hingga perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Salah satu fokus utamanya adalah kolaborasi dari bidang seni dan desain untuk berperan dalam problem seperti perubahan iklim, kesetaraan bagi difabel, hingga green building. ITB pun membuka Program Magister Multidisiplin Design Leadership. Program tersebut merupakan kolaborasi antara Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) dengan Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK).

Program tersebut bertujuan agar para lulusannya mampu membawa perubahan di tengah dinamika masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Fokus utama program ini adalah pengembangan cara berpikir, teknik, dan metode desain yang dapat diaplikasikan dalam konteks sosial, budaya, dan lingkungan dengan menggunakan rasa empati, daya kreativitas, dan inovasi.

“Ini langkah yang baik. Kolaborasi untuk menciptakan inovasi atau solusi dari permasalahan yang ada. Harapan saya, berbagai kampus dari lintas negara dapat berkolaborasi dari bidang keahlian yang dimiliki untuk turut berperan dalam topik perubahan iklim, green building, dan sebagainya,” katanya.

Baca Juga: Pameran Produk Workshop Desain Bambu dan Rotan 2024: Kolaborasi Kreatif ITB dan Musashino Art University

Sementara itu, Prof. Taufiq mengatakan, selain di bidang seni, desain, dan humaniora, ITB pun kerap berkolaborasi dalam berbagai bidang sains. ITB terbuka dengan berbagai kolaborasi untuk kemajuan bersama dan memberikan dampak berarti bagi dunia, sesuai dengan peran ITB untuk globally respected and locally relevant.