Tanda tangan kesepakatan bersama tersebut dilakukan oleh Sekretaris Institut IPB, Dr. Aceng Hidayat, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan ITB, Prof. Bambang Riyanto Trilaksono, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM drg. Ika Dewi Ana, dan Wakil Rektor III Universitas Airlangga Prof. Mochammad Amin Alamsjah.

Dalam era globalisasi sekarang ini, peneliti selain dituntut untuk senantiasa menghasilkan karya secara mandiri juga dituntut untuk dapat melakukan kerjasama penelitian dengan peneliti lainnya di dalam negeri sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih komprehensif, di sisi lain juga diharapkan mampu melakukan kolaborasi dengan para peneliti di luar negeri.

Hal ini dipandang perlu mengingat, begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat multi displin, sehingga melalui kerjasama dengan pihak-pihak lain diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas penelitian dan pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah publikasi dari para peneliti Indonesia dalam jurnal ilmiah bereputasi Internasional terindeks scopus, dan meningkatkan ranking perguruan tinggi di QS/THE.

Dalam acara tersebut, Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., menyampaikan sambutan bahwa Program Riset Kolaborasi Indonesia sejalan dengan amanat UU dalam menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Riset adalah salah satu sarana untuk bersatu untuk menghadapi perkembangan global yang saat ini sedang terjadi. 

"Dengan riset kita akan mengembangkan ilmu dan suatu bangsa akan semakin dihormati oleh bangsa lain di dunia kalau ilmunya berkembang. Dan siapa yang akan mengembangkan ilmu, yaitu para bapak ibu yang ada di perguruan tinggi," kata Rektor.

"Alhamdulillah dengan adanya program riset kolaborasi ini, akan menjadi rintisan dan contoh untuk kawan-kawan peneliti di berbagai universitas dan lembaga penelitian lain bahwa dengan bersama kita akan lebih baik dan lebih maju," sambung Rektor.

Rektor menambahkan, bahwa World Class University (WCU) adalah apa saja topik penelitian yang diangkat, baik isu global maupun isu lokal, bila hasilnya menjadi rujukan dunia, maka itu adalah WCU. "Saya kira dengan lintas disiplin dan lintas perguruan tinggi, penelitian akan semakin kaya dan semakin banyak hasilnya. kita bisa bersama-sama memunculkan ke dunia bahwa Indonesia tediri dari berbagai perguruan tinggi tapi kita tetap satu penelitian, satu suara," ujar Rektor.

Dalam kesempatan tersebut juga dipaparkan hasil Riset Kolaborasi Indonesia yang didanai pada tahun 2018, di antaranya:

1. Analisis komprehensif dari multidisiplin Keilmuan sebagai upaya pengurangan risiko bencana kegempaan di Jawa

2. Synthesis material metal organic framework dengan modifikasi dan aplikasinya sebagai sensor

3. Prediksi keberlanjutan ekosistem hutan mangrove Asia Tenggara melalui pemodelan nilai indeks ampuran Soil Water-Vegetation (SWV) dan keseimbangan air jangka panjang dengan menggunakan integrasi data satelit penginderaan jauh dan model hidrologi

4. Fundamental Mechanis, development of biologic process on cholinergic hypothesis lead to alzheimer's disease

5. Peningkatan mutu minuman berbasis jahe dengan pendekatan teknologi nano dan formulasi varian jahe

6.pengembangan benang bedah berbasis nanofiber selulosa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

7. Mendesain konsep perizinan pengusahaan hulu minyak dan gas bumi yang efektif dan efisien dalam mendukung percepatan proyek strategis nasional

8. optimalisasi kepuasan wisatawan dan keberlanjutan pariwisatan melalui aplikasi manajemen pengunjung di destinasi pariwisatan prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur

9. Transformasi strategis PTNBH menuju kelas dunia: organizational capacity for change discomfort, reputation and resistance to change

10. pengembangan dan aplikasi material magnetic berbasis alginat dan magnetic nanopartikel sebagai kolektor tumpahan minyak di laut