Jejak Gemilang Tim Prabhawana ITB dalam IECA 2016
Oleh Bayu Septyo
Editor Bayu Septyo
BANDUNG, itb.ac.id - Pada era globalisasi terkini, bidang industri berkembang dengan sangat pesat. Merespon hal tersebut, ITB dengan konsisten berusaha mencetak calon-calon engineer yang berkualitas dan unggul dalam bidangnya. Kini, Proses itu kembali dibuktikan dengan raihan prestasi oleh Tim Prabhawana yang beranggotakan Billy Reinhart, Aghnia Marsha Dzaky, dan Kirana Widiastuti. Mereka yang semuanya berasal dari jurusan Teknik Industri 2013 berhasil menyabet gelar jawara pada ajang Industrial Engineering Competition of Atma Jaya (IECA) 2016 yang diselenggarakan oleh Universitas Atma Jaya pada Senin - Jumat (6-10/06/16) silam.
Jalan Berliku Mencapai Gelar Jawara
Berasal dari bahasa Sansekerta, "prabhawana" mempunyai arti kreatif. Dengan mengusung nama itu, mereka berhasil melewati babak penyisihan online dengan sangat mulus dan menjadi salah satu dari 15 tim yang diundang ke babak semifinal di Jakarta. Babak semifinal dialokasikan selama tiga hari. Pada hari pertama, seluruh tim diajak menikmati indahnya Taman Mini Indonesia Indah untuk selanjutnya bertarung memperebutkan tiket menuju babak final. Pada semifinal tahap 1 yang digelar keesokan harinya, seluruh tim ditempatkan pada sebuah hall dengan sembilan pos di dalamnya. Dengan poin awal yang dimiliki, setiap tim diharuskan untuk menyelesaikan soal yang dibeli dari setiap pos dalam waktu 150 menit. Uniknya, masing-masing tim diberikan kebebasan untuk memilih pos mana saja yang hendak dikunjungi. Jika jawaban benar, mereka akan mendapatkan poin sesuai dengan harga pembelian soal. Pada babak ini, Tim Prabhawana mampu menduduki posisi ke-6. Pada hari ketiga, semifinal tahap 2 diselenggarakan dengan pemberian case oleh panitia IECA 2016. Dalam batasan waktu 5 jam, Tim Prabhawana berhasil menuntaskannya dan melaju pesat menuju posisi ke-3. Dengan begitu, Tim Prabhawana secara resmi melaju ke babak final bersama empat tim lain pada hari berikutnya.
Babak final dibuka dengan kunjungan tim finalis ke PT. Astra Honda Motor yang berlokasi di Cikarang. Di sini seluruh tim kembali diberikan case mengenai linebalancing, di mana setiap setiap tim diharuskan untuk mengevaluasi keseimbangan beban kerja antar stasiun. Selain itu, mereka juga membuat usulan perbaikan berupa teknik efisiensi jumlah stasiun kerja, elemen kerja, ataupun jumlah pekerja agar perbedaan antara pembuatan motor matic (22 detik) sesuai dengan beban kerja antar stasiun. Kembali, seluruh tim menyelesaikan case dan membuat presentasi penyelesaian hanya dalam waktu 5 jam. Pada hari terakir, tiga juri yang berasal dari PT. Astra Honda Motor dan kalangan dosen Universitas Atma Jaya sudah bersiap untuk menilai dan menentukan siapakah tim terbaik yang layak untuk dimahkotai gelar juara. Dengan berfokus kepada wheelassembly, Tim Prabhawana akhirnya keluar sebagai pemenang pertama, disusul oleh Tim Zeus dari Universitas Atma Jaya dan Tim Prospera dari Universitas Indonesia.
Harumkan Nama Almamater
Walaupun sempat mengalami kesulitan, Tim Prabhawana tidak mudah menyerah saat berkompetisi. Diakui Marsha, keinginan untuk mengharumkan nama almamater tercinta dan nama himpunan menjadi salah satu motivasi terbesar mereka dalam melangkah. Disisi lain Billy mengungkapkan motivasinya, "Karena udah tingkat 3 dan ingin cari pengalaman. Mumpung ada kesempatan jadi ingin mencoba."
Mereka mengungkapkan keinginannya untuk kembali mengikuti kompetisi lagi jika ada kesempatan berikutnya. Mereka juga mengajak kompetitor-kompetitor lainnya untuk aktif berkompetisi dan tetap optimis. "Jangan minder dulu walaupun ini adalah pengalaman pertama kamu dalam melakukan sesuatu. Jangan takut untuk selalu mencoba." pesan Kirana. Marsha pun menambahkan, "Jangan enggan untuk menambah pengalaman dan bersusah senang bersama dengan teman satu tim."
Kontributor Resmi: Cindy Wangsadiria
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi