Jonathan Christopher, Mahasiswa Teknik Informatika ITB Lulus dengan IPK Nyaris Sempurna
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG itb.ac.id – Berhasil lulus dengan predikat cumlaude tentu memberikan kebanggaan tersendiri bagi orangtua dan orang terdekat. Hal itulah yang dirasakan Jonathan Christopher, mahasiswa Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro (STEI) ITB. Ia berhasil lulus dengan IPK nyaris sempurna, yaitu 3.98. Ia pun merasa senang dan bangga dengan prestasinya saat ini karena mampu membahagiakan kedua orangtuanya.
Jonathan yang masuk ke ITB melalui jalur SNMPTN ini mengaku tidak memiliki metode khusus untuk belajar sehingga bisa mencapai prestasi akademik seperti sekarang. Mahasiswa ini mengaku bahwa ia seringkali menghabiskan waktu luangnya untuk mempelajari hal-hal lain di luar yang diajarkan di kampus untuk mengimbangi keahliannya baik secara praktik maupun teori.
“Kalau di jurusanku ilmunya ‘kan berkembang sangat cepat, jadi aku tidak hanya mempelajari hal-hal yang wajib di kelas saja, tapi aku juga mempelajari ilmu-ilmu yang menurutku bisa relevan untuk dunia kerja atau kedepannya nanti,” kata pria yang akrab dipanggil Jonathan ini.
Sementara untuk materi kuliah, ia biasanya hanya membaca slide, membaca textbook, dan mencari materi dari sumber lain, dari luar khususnya untuk materi yang membutuhkan pemahaman terhadap konsep yang mendalam. “Apabila menemui topik yang susah atau membutuhkan hafalan, yang aku lakukan hanya membuat ringkasan. Karena dengan meringkas aku jadi lebih hafal,” kata Jonathan memberikan tips.
Jonathan juga menyampaikan bahwa selama kuliah, waktunya lebih banyak difokuskan untuk mengerjakan tugas, karena di jurusannya sendiri bobot nilai dari tugas sangatlah besar. Ia juga menceritakan iklim kompetisi lebih terasa saat tahun pertama di ITB. Namun ia mampu mengimbanginya dengan baik.
“Salah satu kesulitanku ya itu, kadang suka merasa tugasnya sangat banyak. Waktu ngumpulinnya barengan dengan ujian. Jadi membagi waktunya yang lumayan sulit dan harus dipikirkan dari awal. Dengan cara mencicil tugas,” ceritanya.
Motivasi Jonathan saat belajar tentu ada karena diri sendiri, karena dia merasa sudah diberi amanah untuk masuk ke ITB. Selain itu juga dia ingin membanggakan orangtua. Saat belajar pun ia tidak pernah cepat puas atau setengah-setengah. Selama berkuliah di ITB Jonathan sempat mengambil dua kali kesempatan untuk _internship_ yaitu di _Software House_ bernama GDP Labs dan start up bernama Dekoruma yang berdurasi masing-masing 3 bulan sebagai _Software Engineer_.
Menurut Jonathan, sebagai mahasiswa tentunya tugas utamanya adalah belajar, dan harus mencari keahlian sendiri atau mempelajari sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, dan harus mengembangkan ilmu. Selain itu mahasiswa juga seharusnya berkontribusi kepada masyarakat.
Jonathan akan diwisuda pada Sidang Terbuka Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2019/2020 di Sabuga, Jumat (18/9/2020). Setelah lulus, ia sudah punya rencana karir yaitu bekerja di Shopee Singapore sebagai _Software Engineer_. Pesan Jonathan kepada mahasiswa ITB lainnya adalah jangan menyia-nyiakan kesempatan sebagai mahasiswa karena ada banyak sekali peluang yang bisa kita manfaatkan ketika masih menyandang status mahasiswa.
Reporter: Salsabila Tantri Ayu (Kimia, 2016)