Juara Pertama Kompetisi Analisis Kasus Bidang Manajemen Pemasaran, REN Team: Kuncinya Bertekad, Berusaha, dan Berdoa

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Eunike Putri Permata M. (Kewirausahaan ’19), Novi Angelina Fabiola (Kewirausahaan ’19), dan Reinard Lucky Cokro W. (Teknik Sipil ’19) berhasil menjadi juara pertama Kompetisi Analisis Kasus Bidang Manajemen Pemasaran pada KBMK 2021. Pernyataan ini disampaikan oleh akun Instagram resmi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) pada Kamis (16/9/2021).

KBMK merupakan singkatan dari Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan. Di dalamnya, terdapat berbagai macam bidang lomba—tahun ini berjumlah delapan. Ajang ini diselenggarakan setiap tahun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia lewat Puspresnas. Maka dari itu, perguruan tinggi memang diharapkan untuk mengirimkan perwakilannya.

“REN Team” begitulah tiga orang ini—Reinard (Lucky), Eunike (Putri), dan Novi—disebut. Saat ditanya alasan mengikuti perlombaan ini, Novi mengatakan, “Sebenarnya tahun lalu sudah ikut bidang Perencanaan Bisnis dengan Putri, tetapi hanya lulus sampai semifinal. Tahun ini sudah tidak bisa ikut lagi karena bisnis yang dipakai tahun lalu sudah pernah menang dalam kejuaraan lain. Karena sulit menemukan ide bisnis yang baru, kami memutuskan untuk mencoba ikut bidang pemasaran—sesuatu yang kami gemari juga.”

Pembentukan tim dan proses seleksi internal ITB juga bukanlah sebuah hal yang mudah. Proses seleksi internal KBMK diadakan oleh Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB lewat Ganesha Business Festival. Jadi, untuk merekrut seseorang di luar SBM, diperlukan suatu syarat tertentu, yaitu pernah juara dan berprestasi di kampus.

Awalnya, tim hanya beranggotakan dua orang: Novi dan Putri. Tujuan Novi dan Putri mengajak Lucky yang berbeda fakultas adalah untuk menghindari kesibukan yang sama. Dengan demikian, proses pengerjaan bisa selalu berjalan karena mereka bisa saling menutupi kekurangan satu sama lain.

KBMK bidang pemasaran terdiri dari tiga babak: penyisihan, semifinal, dan final. Menurut Lucky, uniknya perlombaan ini adalah kasus yang diberikan berbeda dari ajang yang ia pernah ikuti sebelumnya. Ia mengatakan bahwa para peserta dituntut untuk meriset secara mendalam dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.

REN Team sendiri juga telah mengalokasikan banyak waktu untuk mendalami kasusnya. Novi mengatakan bahwa sebagian besar waktu mereka dipakai untuk meriset secara mendalam sehingga dapat mendefinisikan apa yang sebenarnya menjadi masalah. Ketika sudah terdefinisi, solusi dari masalah tersebut menjadi lebih mudah terlihat.

Dalam perlombaan, mereka juga dibantu oleh dosen pembimbing (dosbing), Annisa Rahmani Qastharin. Namun, konsultasi dengan dosbing hanya dapat dilakukan pada tahap penyisihan dan semifinal. Pasalnya, pada saat tahap final, peserta diharapkan dapat menyelesaikan masalah dalam kurun waktu hanya kurang lebih 10 jam. Jadi, perlombaan ini memang benar-benar kompetitif dan menuntut potensi mahasiswanya.

Bicara dari sisi pengalaman, ada banyak pengalaman dan pelajaran penting yang mereka dapatkan. Salah satunya ketika membuat sebuah tim, penting untuk mendiskusikan ekspetasi dan tujuan apa yang ingin dicapai bersama. Setiap anggota diharapkan memiliki motivasi yang sama sehingga potensi tim benar-benar dapat dimaksimalkan.

Putri mengatakan bahwa ajang ini memberikannya pelajaran bahwa selain berusaha, kita juga perlu berdoa. Dengan berdoa, dia bisa tampil lebih percaya diri saat mempresentasikan hasil kerjanya kepada juri. Lomba ini juga mengajarkan Lucky, Putri, dan Novi untuk selalu bersyukur.

“Jalani saja dulu. Coba saja dulu. Kita tidak akan mengetahui kalau kita tidak mencoba,” begitu kata Lucky saat dimintai pesan untuk teman-teman mahasiswa. Menurutnya, banyak orang yang hanya sekadar “ingin”, tetapi tidak berani untuk mencoba. Padahal, menurut Lucky, motivasi dan rasa penasaran akan muncul saat sudah ikut di dalamnya (perlombaan) sehingga kita terpacu untuk berkembang.


Di sisi lain, Novi berpesan, “Kita harus terus semangat dan bermimpi. Ketika lelah, kita harus ingat bahwa tujuan (mimpi) kita itu adalah juara satu. Kemudian, kita harus selalu berdoa dan saling mendukung satu sama lain, terutama dalam tim.”

Terakhir, Putri menambahkan, “Terus setia dengan apa yang kita lakukan. Kalau misalnya kalah dalam perlombaan, tidak apa-apa, kita bisa belajar dari kesalahan. Yang penting, kita selalu berusaha untuk menjadi lebih baik,” tutupnya.

Reporter: Maria Khelli (Teknik Informatika, 2020)