STKSR 2023, Seminar Internasional Bahas Isu Ketahanan Industri Pangan

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG-itb.ac.id, Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menyelenggarakan Seminar Internasional yang berjudul International Seminar on Chemical-Food-Chemurgy Engineering Soehadi Reksowardojo (STKSR) 2023. Kegiatan dilaksanakan secara hybrid di Ruang Pertemuan The Jayakarta Suite Hotel & Resort dan melalui kanal Zoom. Acara diselenggarakan selama dua hari yakni 21-22 November 2023.

Kegiatan Seminar Internasional yang diselenggarakan Teknik Kimia ITB merupakan acara tahunan sebagai tempat berdiskusi para pakar Teknik Kimia dan sebagai bentuk penghormatan kepada Prof. Soehadi Reksowardojo atas kontribusinya terhadap perkembangan keilmuan Teknik Kimia di Indonesia.

Di tahun 2023, Program Studi Teknik Kimia ITB turut berkolaborasi dengan Program Studi Teknik Pangan dan Teknik Bioenergi dan Kemurgi ITB untuk bergabung dalam seminar sehingga menghasilkan sebuah acara bertema “Back to The Root, Sustainably Feeding The Future: Establishing The Role of Process Engineer to Build A Sustainable Future for The Food Industry”.

Acara Seminar Internasional mengundang enam narasumber yang terbagi ke dalam dua hari dan diikuti oleh para peneliti dan mahasiswa. Di hari pertama seminar (21/11/2023), para peserta mendapatkan materi dari Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, S.T., M.Si., M.Eng., Ph.D., Guru Besar Teknik Pangan ITB, Prof. Dr. Ir. Lienda Aliwarga, M.Eng., Business Leader Kemenady Cocreation Center, Ir. Eddy Kemenady, M.M., M.P.

Sedangkan di hari kedua seminar (22/11/2023) diisi oleh Guru Besar School of Chemical and Biomedical Engineering Nanyang Technological University Singapore Prof. Chen Wei Ning, William, Collaborative Control Working Group Japan Electronics and Information Technology Industries Association Mike Suzuki, dan Guru Besar Teknik Bioenergi dan Kemurgi ITB Prof. Ir. Yazid Bindar, M.Sc., Ph.D.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D., berkesempatan memberikan sambutan dan membuka acara. Prof. Wenten sangat mengapresiasi atas terselenggaranya acara tahunan dari Teknik Kimia ITB yang sudah berjalan sejak tahun 1991 dan selalu mengangkat topik diskusi yang sesuai dengan permasalahan global di tiap zamannya.

Pada tahun 2023, isu pangan menjadi salah satu permasalahan global yang menjadi tantangan global untuk segera diatasi. Menurut The European Commission’s Civil Protection and Humanitarian Aid Operation Department (DG ECHO) sebanyak 238 juta penduduk di 48 negara mengalami krisis pangan di tahun 2023. Jumlah ini meningkat 10% dari data tahun 2022.

Seperti yang diketahui bahwa jumlah penduduk setiap tahun cenderung meningkat sehingga berdampak pada kebutuhan akan pangan yang meningkat. Akan tetapi, ketersediaan bahan pangan di dunia menjadi terbatas dan cenderung menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh pandemi Covid-19, konflik antar negara, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahasan di antara peneliti untuk menciptakan strategi dan teknologi baru untuk menjaga ketahanan dan keamanan pangan nasional.

“Melalui riset dan inovasi di bidang teknologi dapat menjadi kunci pengembangan industri pangan nasional,” ungkapnya.

Ketua Pelaksana STKSR 2023 Dr. Ir. Dianika Lestari, S.T., M.T., menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negera dengan sumber pangan yang melimpah, tetapi sampai saat ini masih mengandalkan bahan pangan dari luar. Oleh karena itu, diperlukan fokus pengembangan industri pangan dalam negeri untuk mengatasi krisis pangan yang saat ini terjadi di luar negeri.

Salah satunya melalui pengembangan industri pupuk dalam kegiatan pertanian dimana dalam prosesnya membutuhkan gas alam. Dalam rangka mendukung energi yang berkelanjutan dan energi bersih maka pembuatan pupuk dapat dihasilkan dari pemanfaatan biomassa.

Keilmuan Teknik Kimia dapat menjadi salah satu kunci meningkatkan pemanfaatan biomasssa untuk pangan dan non pangan. Melalui proses fraksionasi komponen penyusun bahan pangan minyak, lemak, protein, karbohidrat dan antioksidan yang dapat menghasilkan bahan pangan yang memiliki nilai tambah.

“Industri pangan sangatlah kompleks. Oleh karena itu diperlukan proses teknik yang kompeten untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan perubahan lingkungan yang tidak menentu di masa depan,” tuturnya.

Pangan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Keberadaannya tentu tidak dapat dipisahkan dengan kehadiran manusia. Oleh karena itu, aspek ketahanan sangat diutamakan dalam proses industri pangan. Harapannya, melalui STKSR 2023 dapat dihasilkan inovasi untuk pengembangan ketahanan industri dan teknologi pangan yang lebih baik dan krisis pangan dunia dapat berhenti.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi 2019)