Program Multidisiplin Design Leadership, Membangun Pemimpin yang Penuh Empati dan Inovatif

Oleh Anggun Nindita

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Program Multidisiplin Kepemimpinan berbasis Desain (Design Leadership) Institut Teknologi Bandung (ITB), merupakan salah satu program multidisiplin yang menjadi kolaborasi dari Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) dan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB.

Program Multidisipilin ini memberikan peluang bagi calon mahasiswa untuk mempelajari permasalahan kompleks yang ada di tengah masyarakat, kemudian merumuskan secara sistematis berbagai inovasi yang berlandaskan pada cara berpikir desain.

Tidak hanya itu, mahasiswa yang tergabung dalam Program Multidisiplin Kepemimpinan Berbasis Desain ini juga berfokus pada pengolahan rasa empati dan daya kreativitas, serta mempelajari beragam teknik dan metode desain untuk membentuk karakter kepemimpinan dari para mahasiswa. Sehingga dapat mengembangkan potensi sosial dan budaya di suatu wilayah.

Adi Panuntun selaku CEO Sembilan Matahari menyatakan jika keterbaruan bisa dicapai dengan mempelajari hal-hal yang lintas bidang.

“Menembus batas dan mencipta kebaruan hanya dapat dilakukan dengan membuka silaturahmi lintas bidang, yaitu multidisiplin yang berkolaborasi”, ujarnya.

Dalam proses pembelajarannya, calon mahasiswa akan didorong untuk berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di setiap kegiatan riset dan pengembangan solusi yang dilakukan. Di samping itu, para mahasiswa juga akan diperkenalkan dengan berbagai studi kasus permasalahan yang terdapat di berbagai wilayah kemudian diberikan proses pendampingan (mentorship) oleh berbagai tokoh maupun pemimpin yang telah membawa perubahan di tengah masyarakat.

Adapun pendekatan keilmuan yang diterapkan meliputi Analisis Kebijakan, Pengembangan Wilayah, Pengembangan Pedesaan, Pengembangan Komunitas Industri Kreatif, Design Thingking, Bisnis Desain, Desain Kebudayaan dan lain-lain. Design Leadership Program nantinya akan mencetak “Design Strategist” yang dapat mengembangkan konsep, sistem, hingga gaya dan tata cara implementasi dari sebuah gagasan.

Kemudian mengaplikasikannya pada sistem sosial yang kompleks, kebijakan publik, dan pengambilan Keputusan.

Sementara itu, salah satu pendiri Komunitas Jatiwangi Art Factory (JaF), Arief Yudi Rahman mengatakan bahwa seni dan desain tidak hanya menghiasi wilayah, tetapi juga berperan dalam merancang ruang yang inklusif.

"Tak lupa membangun identitas wilayah bersama dan merayakan kesetaraan dalam keberagaman”," ungkapnya.

Dengan keberagaman potensi dan budaya lokal yang ada di Indonesia, para lulusan program ini diharapkan menjadi pemimpin dan agen perubahan yang membawa dampak positif di tengah masyarakat dan memiliki karakter luwes, kritis, serta adaptif dengan berbagai kondisi dalam menginspirasi dan menghasilkan inovasi nyata untuk masyarakat.

Untuk informasi persayaratan pendaftaran, jadwal tes, hingga biaya pendidikan, pembaca dapat mengakses link https://admission.itb.ac.id/info/program-magister/

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)