K2R NEO 2.0 2024 Sukses Digelar, Peserta Meningkat Bukti Konstruksi Ramping Semakin Populer

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Salah satu kelompok peserta K2R Neo 2024 saat menjalani kompetisi konstruksi ramping melalui lego.

JATINANGOR, itb.ac.id - Kelompok Keahlian Konstruksi dan Manajemen Infrastruktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (KK KMI FTSL ITB) sukses menggelar Kompetisi Konstruksi Ramping (K2R NEO 2.0) di Gedung Serbaguna II (GOR Futsal), ITB Kampus Jatinangor, Sabtu (6/10/2024).

K2R NEO 2.0 merupakan perlombaan simulasi pelaksanaan proyek konstruksi dengan pendekatan Last Planner System (LPS) atau Sistem Perencanaan Akhir (SPA) yang meliputi Collaborative Pull Planning, MakeReady, Production Evaluation and Planning, dan Production Management dalam permainan konstruksi ramping melalui lego. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan praktisi konstruksi di Indonesia.

Peserta Bertambah

Pada tahun 2024, peserta kegiatan ini bertambah. Total terdapat 28 tim yang berasal dari mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia, pihak industri, dan berbasis individu yang tergabung menjadi kelompok tersendiri. Peserta berasal dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk, PT Nindya Karya (Persero), PT PP (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Islam Indonesia, UNIKA Soegijapranata, Institut Teknologi Nasional Bandung, Universitas Trisakti, Universitas Diponegoro, dan satu tim individu.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, Prof. Ir. Muhamad Abduh, M.T., Ph.D.   

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, Prof. Ir. Muhamad Abduh, M.T., Ph.D., yang juga Ketua Pelaksana K2R NEO 2.0 2024 mengatakan, kegiatan ini berlangsung sejak tahun 2016. Melalui kegiatan ini, ITB, PT PP, dan Nibble Softworks pada tahun 2023 mengembangkan sistem platform pembelajaran digital K2R NEO. Tujuannya untuk menyosialisasikan pemahaman konstruksi ramping lebih luas di Indonesia.

"Pada tahun ini, peserta dari praktisi kontraktor lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Artinya, konstruksi ramping oleh kontraktor dianggap 'seru' dan hal baru. Dalam praktiknya di lapangan, kontraktor pun sudah mulai menerapkannya dan saat ini konstruksi ramping sedang populer. Ini menunjukkan semakin lama implementasi konstruksi ramping semakin berkembang. Hal itu sesuai dengan harapan," ujarnya. Di sisi lain, asosiasi profesi Ikatan Ahli Manajemen Konstruksi Ramping Indonesia juga dideklarasikan pada tanggal 5 September 2024 di Jakarta. Beliau berharap kegiatan dari asosiasi profesi tersebut dapat meningkatkan dan mengakselerasi pengetahuan dan praktik konstruksi ramping di Indonesia.

Keseruan peserta saat kompetisi.   

Beliau mengatakan, kompetisi K2R pertama kalinya digelar di multikampus ITB, tepatnya di Kampus Jatinangor. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah dan antusiasme peserta, serta menjadi momen untuk memperkenalkan ITB Kampus Jatinangor kepada mitra dan khalayak luas.

Sebelum pelaksanaan kompetisi, terdapat rangkaian kegiatan pembelajaran mengenai konstruksi ramping yang diikuti seluruh peserta. Seluruh materi disampaikan secara digital melalui learning management system.

Workshop terkait prinsip-prinsip konstruksi ramping.    

Selain kompetisi, peserta mengikuti workshop terkait prinsip-prinsip konstruksi ramping melalui game yang disampaikan oleh Budi Hasiholan S.T., M.Eng., Ph.D. Beliau menyampaikan tentang perbandingan praktik konstruksi ramping dengan praktik yang biasa dilakukan. Dengan begitu, peserta dapat mengetahui secara langsung berbagai kelebihan dari konstruksi ramping.

Ketua Kelompok Keahlian Konstruksi dan Manajemen Infrastruktur (KK KMI) ITB, Prof. Ir. Biemo W. Soemardi, M.S.E., Ph.D.   

Ketua Kelompok Keahlian Konstruksi dan Manajemen Infrastruktur (KK KMI) ITB, Prof. Ir. Biemo W. Soemardi, M.S.E., Ph.D., mengucapkan selamat atas terselenggaranya kegiatan ini.

"Kegiatan ini sudah keenam kalinya sejak tahun 2016. Pada tahun lalu itu menggunakan kata NEO. Ini menjadi sesuatu yang baru dari hasil olah pikir, olah daya, olah kreasi, dari para sejawat kerja sama memunculkan platform yang bisa diakses lebih luas. Ini suatu kebanggan sehingga ide, konsep, maupun filsafat dari membuat sesuatu lebih sederhana, lebih efektif, dapat terdesiminasi dengan lebih luas dan cepat," ujarnya.

Dekan FTSL ITB, Prof. Edwan Kardena, Ph.D.   

Sementara itu, Dekan FTSL ITB, Prof. Edwan Kardena, Ph.D., mengatakan sektor food, energy, water, dan health membutuhkan peranan infrastruktur. Dalam hal ini, konstruksi ramping dapat diimplementasikan dan diintegrasikan dengan hal yang sifatnya lebih green dan sustainable.

"Kegiatan ini dapat menjadi pengalaman yang mungkin tidak banyak kita dapatkan. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada para pihak yang men-support, partisipasi peserta, dan selamat kepada para panitia yang menyukseskan acara," tuturnya.

Juara K2R NEO 2.0

Juara K2R NEO 2.0 terbagi menjadi dua kategori, kategori mahasiswa dan kategori praktisi;

Juara Kategori Mahasiswa

Para juara kategori mahasiswa.   

Juara 1: Tim Fix It Geno dari UNIKA Soegijapranata

Juara 2: Dipo Lean Manifesto dari Universitas Diponegoro

Juara 3: PILAR UII 1 dari Universitas Islam Indonesia

Juara Kategori Praktisi

Para juara kategori praktisi.  

Juara 1: Infra-2_PTPP dari PT PP (Persero) Tbk

Juara 2: ENG DLAPAN dari dari PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk

Juara 3: Mardua Holong dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk

 

Salah satu hasil konstruksi hasil kompetisi.   

Kegiatan yang terselenggara dengan dukungan dari ITB Jatiluhur International Triathlon 2025, PT PP, PT Wika Beton, dan BNI ini diharapkan menjadi platform kolaborasi inovatif akademisi dan praktisi konstruksi dalam mengimplementasikan konstruksi ramping di Indonesia.

Prof. Abduh mengatakan, "Kami ingin kegiatan-kegiatan seperti ini dapat dikloning di berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan tetap menggunakan platform pembelajaran K2R ini. Sekarang ada K2R NEO 2.0, berikutnya mungkin ada K2R NEO 2.1, 2.2, dan seterusnya. Tujuannya, konstruksi ramping ini semakin tersebar luas karena kami percaya dengan konstruksi ramping kita bisa melakukan transformasi kinerja konstruksi di Indonesia."