K2R NEO 2.0 2024: UNIKA Soegijapranata dan PT PP Juara Kompetisi
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
JATINANGOR, itb.ac.id – Kompetisi Konstruksi Ramping (K2R) NEO 2.0 yang digelar Kelompok Keahlian Konstruksi dan Manajemen Infrastruktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (KK KMI FTSL ITB) sukses digelar di Gedung Serbaguna II (GOR Futsal), ITB Kampus Jatinangor, Sabtu (5/10/2024). Kompetisi ini diikuti total 28 tim, yang berasal dari mahasiswa, praktisi kontraktor, dan individu yang tergabung menjadi tim dalam kompetisi ini.
K2R NEO 2.0 merupakan perlombaan simulasi pelaksanaan proyek konstruksi dengan pendekatan Last Planner System (LPS) atau Sistem Perencanaan Akhir (SPA) yang meliputi Collaborative Pull Planning, MakeReady, Production Evaluation and Planning, dan Production Management. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan praktisi konstruksi di Indonesia.
Simulasi proyek konstruksi dilakukan dengan menggunakan blok-blok permainan lego. Dalam kompetisi ini, terdapat permainan peran (role playing) dalam simulasi yang menggambarkan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi, yaitu 1 kontraktor utama, 6 subkontraktor, 1 pemasok, dan 1 pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Tujuan simulasi proyek konstruksi ini untuk menghasilkan bangunan yang memenuhi nilai (value) yang diinginkan oleh penggunanya, yaitu pelaksanaan yang cepat (waktu), sesuai dengan desain (mutu), dan tidak banyak terdapat pemborosan (biaya).
Adapun juara dari K2R NEO 2.0 2024 terbagi menjadi dua kategori, yakni mahasiswa dan praktisi.
Juara Kategori Mahasiswa
Juara 1: Tim Fix It Geno dari UNIKA Soegijapranata
Juara 2: Dipo Lean Manifesto dari Universitas Diponegoro
Juara 3: PILAR UII 1 dari Universitas Islam Indonesia
Juara Kategori Praktisi
Juara 1: Infra-2_PTPP dari PT PP (Persero) Tbk
Juara 2: ENG DLAPAN dari dari PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk
Juara 3: Mardua Holong dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Perwakilan Tim Fix It Geno dari UNIKA Soegijapranata, Vincent Genova, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti lomba ini. “Lombanya seru, deg-degan, dan menguras otak karena harus memikirkan jalan keluarnya. Sebab setiap sesi harus ada jalannya masing-masing,” ujarnya.
Vincent berharap K2R ke depannya dapat menjangkau SMA/SMK dan dilaksanakan di wilayah lain di Indonesia. Dia mengaku komunikasi menjadi kunci timnya menjadi juara. “Komunikasi antar rekan sendiri menjadi hal yang penting, saling memahami, dan jangan terlalu egois,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan juara pertama kategori praktisi, Ikhsan Budi Prasetyo dari PT PP yang juga alumnus Teknik Sipil ITB angkatan 2009, menuturkan bahwa konsep K2R ini sangat baik karena dapat memodelkan tahapan perencanaan dan manajemen proyek dari awal hingga akhir.
“Semua planning itu menyerupai proyek sesungguhnya sehingga memang ini sangat baik diterapkan dan di-refresh kepada teman-teman di konstruksi pada khususnya, karena bisa memberikan pemahaman dan refreshment terkait bagaimana mengelola proyek yang baik dan ramping,” ujarnya.
Beliau berharap kompetisi seperti ini dapat dilanjutkan, diadakan di luar ITB, dan dapat menjadi guideline bagi praktisi konstruksi secara keseluruhan.
Hal ini selaras dengan tujuan adanya kompetisi tersebut yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, Prof. Ir. Muhamad Abduh, M.T., Ph.D., yang juga Ketua Pelaksana K2R NEO 2.0 2024. Beliau mengatakan, "Kami ingin kegiatan-kegiatan seperti ini dapat dikloning di berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan tetap menggunakan platform pembelajaran K2R ini. Sekarang ada K2R NEO 2.0, berikutnya mungkin ada K2R NEO 2.1, 2.2, dan seterusnya. Tujuannya, konstruksi ramping ini semakin tersebar luas karena kami percaya dengan konstruksi ramping kita bisa melakukan transformasi kinerja konstruksi di Indonesia."
Selain itu, pada kompetisi ini terdapat 7 individu yang mendaftar dan tergabung dalam satu tim. Timi ini terdiri atas 3 mahasiswa ITB, 2 mahasiswa UGM, dan 2 praktisi dari PT PP.
Ketua Tim Individu, Ad Zulfa Geofani Firdaus dari PT PP mengungkapkan, tim baru pertama bertemu satu hari sebelum kompetisi. Mereka langsung menyusun strategi untuk lomba. “Untuk kekompakan saya apresiasi teman-teman karena semalam baru bertemu, tadi pagi koordinasi sedikit, sekarang lomba. Ya kompaklah untuk individu masing-masing. (Mereka) saling mengerti bisa mengisi satu sama lain,” ujarnya.
Beliau menuturkan bahwa latihan yang sering dapat menjadi strategi khusus dalam lomba seperti ini. “Kalau sudah banyak latihan, waktunya lebih efektif, bisa lebih tahu penempatannya, koordinatnya sehingga tidak ada yang salah pasang,” ujarnya.
Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)