Kampus ITB Jatinangor Sambut Calon Mahasiswa Baru ITB

Oleh Abdiel Jeremi W

Editor Abdiel Jeremi W

BANDUNG, itb.ac.id - Kampus ITB Jatinangor dapat dibilang masih muda. Namun, bukan berarti tidak ada aktivitas akademik di kampus yang berusia enam tahun ini. Pada Selasa (31/05/16), ITB Jatinangor dipenuhi oleh calon mahasiswa baru ITB angkatan 2016 jalur SNMPTN. Mereka berkumpul di ITB Jatinangor untuk melakukan daftar ulang.

 

 

 

Perkenalkan ITB Multikampus
Kampus ITB Jatinangor terlihat sangat hidup pagi itu. Kedatangan 2308 calon mahasiswa baru bersamaan dengan munculnya cahaya Matahari di balik pegunungan yang mengelilingi Kabupaten Sumedang. Menurut Prof. Mindriany Syafila, MS, Ph.D (Direktur Eksekutif Pengelolaan Penerimaan Mahasiswa), pemilihan lokasi daftar ulang jalur SNMPTN di ITB Jatinangor dilakukan untuk memperkenalkan atmosfer akademik Jatinangor. Harapan beliau, baik calon mahasiswa maupun orang tua mahasiswa tidak merasa asing dengan kampus ITB Jatinangor. Fasilitas yang tersedia di kampus Jatinangor juga mencukupi untuk dilaksanakannya daftar ulang ini. "Keberjalanan tidak ada masalah. Secara teknis juga tidak ada masalah. Bedanya di sini (ITB Jatinangor, red) dengan di Sabuga adalah di sini digunakan lebih dari satu bangunan," ujar Prof. Mindriany.

Buah Kerja Keras dan Harapan

Berkumpul di Asrama ITB Jatinangor, nuansa antusias sangat tercermin dalam raut para calon mahasiswa. Dalam sejuknya pagi itu, tampak wajah-wajah optimis yang tidak sabar menanti sebuah petualangan baru dalam hidupnya. Pada agenda pertama calon mahasiswa baru ITB ini, terdapat berbagai pandangan penuh kepuasan. Salah satunya dari Aditya Syafiq Lazuardi, yang diterima di Sekolah Bisnis dan Manajemen. "Rasanya seneng banget. Awalnya tidak terlalu berharap lulus di jalur SNMPTN. Tapi, bohong kalau tidak berharap sama sekali. Setelah belajar dan berdoa, akhirnya diterima. Seperti orang paling senang sedunia!" ujarnya. Sementara itu, Hafizh Ihsanuddin yang juga diterima di SBM ITB memberikan pandangan yang realistis soal dunia perkuliahan. "Dengar-dengar, dunia perkuliahan akan sibuk, terutama sebagai mahasiswa SBM. Oleh karena itu, saya harus menetapkan perencanaan yang baik," ujar Hafizh. Adit dan Hafizh adalah dua dari 211 mahasiswa beruntung yang mendapatkan bangku kuliah di SBM ITB.


Dari 2.686 pendaftar SBM ITB, hanya 211 yang pada akhirnya diterima. Statistik tersebut menempatkan SBM sebagai fakultas/sekolah yang diminati terbanyak kedua, setelah Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dengan 2.776 pendaftar. Secara perbandingan, STEI ITB memiliki rasio 1:12, yang berarti satu orang yang diterima dari dua belas orang pendaftar. Jika diurutkan berdasarkan statistik, maka fakultas/sekolah yang paling diminati adalah FSRD dan SAPPK (secara berurutan) dengan rasio 1:15.

Sumber dokumentasi: Clarania (Teknik Industri 2013) dan dokumentasi pribadi