Kerja Sama dengan LPIK dan PT Charoen Pokphand Indonesia, ITB Luncurkan Pengering Jagung Bergerak
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id--Pada Senin, 4 Oktober 2021 pagi, telah diluncurkan satu unit Pengering Jagung Bergerak (Mobile Corn Drier) hasil kerja sama antara Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK), Institut Teknologi Bandung dan PT Charoen Pokphand Indonesia.
Tim Institut Teknologi Bandung dipimpin oleh Dr. Ir. Toto Hardianto dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), bersama dengan Dr. Ir. Nathanael Panagung Tandian, M.Sc. (FTMD) dan Dr. Pranoto Hidaya Rusmin, S.T, M.T. (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika), dengan pasukan dari para dosen/peneliti muda dari FTMD maupun dari STEI.
Acara peluncuran ini dihadiri oleh team dari PT Charoen Pokphand Indonesia yang dipimpin oleh Bapak Emier Shandy, Vice President Technology & Engineering, sedangkan dari ITB hadir Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara dan Rofiq Iqbal, S.T, M.Eng., Ph.D. beserta team dari LPIK.
Unit Pengering Jagung Bergerak ini memiliki kapasitas 1,5 ton per jam untuk mengurangi 10 persen kadar air. Dr. Toto Hardianto mengatakan bahwa kegiatan kerja sama pengembangan ini telah berlangsung selama setahun lebih, dan dari kegiatan ini muncul beberapa inovasi desain dalam proses pengeringan sehingga pada sistem baru ini dapat dicapai penghematan bahan bakar hingga 30 persen, pengurangan jumlah operator hingga 50 persen, dan sekaligus meningkatkan produktivitas hingga 50 persen terhadap sistem sebelumnya.
Kerja sama antara PT Charoen Pokphand Indonesia, industri yang bergerak pada sektor pertanian dan peternakan, dengan Institut Teknologi Bandung adalah suatu kerja sama strategis dalam mengembangkan teknologi-teknologi yang relevan dan dibutuhkan oleh masyarakat, untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
“Ke depan akan dikembangkan beberapa varian alat sejenis dan alat-alat pemrosesan hasil pertanian lain yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat,” ujar Dr. Toto Hardianto.
Sumber: Rilis FTMD