Kuliah Umum Aktuaria dan Matematika: Sukses Berkarier sebagai Manajer Investasi
Oleh Indra Putra Lohanata - Mahasiswa Aktuaria, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Aktuaria dan Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, melalui mata kuliah AK3291 Lokakarya: Aplikasi Ilmu Aktuaria di Industri dan MA3011 Karir dalam Matematika, mengadakan kuliah umum di ITB Kampus Ganesha, Selasa (18/3/2025).
Kuliah umum ini menghadirkan Erik Agustinus Susanto, M.Si., Head of Multi Asset di Eastspring Investments Indonesia, salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di Indonesia yang merupakan bagian dari Prudential. Beliau yang merupakan alumnus Sarjana Matematika ITB angkatan 2005 dan Magister Matematika ITB angkatan 2009, berbagi wawasan mengenai strategi pengelolaan investasi.
Dengan judul “Strategi Pengelolaan Reksadana Saham, Pendapatan Tetap, dan Multi Aset yang Optimal”, beliau menjelaskan konsep dasar pasar modal, reksa dana, serta strategi pengelolaan aset.
Beliau menekankan pentingnya pendidikan lanjut serta sertifikasi profesi bagi mahasiswa yang ingin berkarier di dunia pasar modal. Sertifikasi seperti Chartered Financial Analyst (CFA), Wakil Manajer Investasi (WMI), Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), dan Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE) dapat menjadi modal penting dalam industri ini. “Itu menjadi added value untuk lebih mudah diterima menjadi manajer investasi, atau di sekuritas, atau di perbankan,” ujarnya.
Selain itu, beliau menyoroti peran alokasi aset dalam investasi, dengan menekankan bahwa lebih dari 90% variasi return ditentukan oleh alokasi aset. “Asset allocation (alokasi aset) memegang peranan penting dalam investasi,” ujarnya. Setiap aset memiliki kinerja yang berbeda di setiap periode sehingga strategi alokasi aset harus disesuaikan dengan profil risiko, jangka waktu investasi, serta tujuan keuangan masing-masing individu.
Sebagai penutup, beliau menegaskan bahwa investasi membutuhkan pengalaman langsung. “Investasi itu kaya jam terbang, kita tidak bisa pelajari teorinya tanpa ada praktiknya,” katanya.
Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Sonny Afriansyah, S.Si., MM dari Ayovest, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan reksa dana.
Dalam kuliah umum berjudul "Potensi & Tantangan Jasa Keuangan Digital di Indonesia", beliau membahas berbagai manfaat keuangan digital serta tantangan yang dihadapi di era digitalisasi. Salah satu isu utama yang disorot adalah kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
“Seharusnya, inklusi sebanding dengan literasi, bahkan literasi seharusnya lebih tinggi. Namun, kenyataannya inklusinya tinggi, (sedangkan) literasinya rendah,” ujarnya.
Beliau menjelaskan bahwa digitalisasi telah mempermudah investasi. Dulu prosesnya dilakukan secara manual, seperti menerima order melalui telepon dan pembukaan rekening dengan tulisan tangan, kini dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi.
Digitalisasi telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan pasar modal di Indonesia. "Sebelum ada digitalisasi, nasabah pasar modal tumbuhnya sangat perlahan, di bawah 5 juta. Sekarang, dengan adanya digitalisasi, ada 15 juta lebih,” ujarnya.
Melalui kuliah ini, mahasiswa memperoleh wawasan tentang strategi pengelolaan investasi serta memahami perkembangan dan tantangan jasa keuangan digital di Indonesia.
Reporter: Indra Putra Lohanata (Aktuaria, 2021)