Kesuksesan yang Bermakna Dibangun oleh Passion dan Compassion

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id – Haidar Bagir, President Director Mizan Group sekaligus penggagas Gerakan Islam Cinta, membagikan paparan bertajuk “Passion by Compassion: Mengembangkan Hidup Bermakna Melalui Bisnis dan Aktivitas Kemanusiaan” dalam mata kuliah Studium Generale pada Rabu (15/9/2021).

Haidar menjelaskan bahwa passion sering dipahami sebagai hobi atau kegiatan yang disukai. Ada pula yang memahami passion sebagai hasrat atau gairah dalam melakukan sesuatu. Nyatanya, jika dilihat dari segi bahasa, di samping berarti cinta atau simpati, passion juga berasal dari kata “pati” yang berarti sakit atau penderitaan.

Ia membagikan kisah the passion of Jesus: cinta Yesus bagi orang-orang Kristen ditunjukkan dengan menebus dosa-dosa manusia. “Ketika Yesus mati di kayu salib, di situlah makna cinta Yesus kepada umatnya. Hidupnya berharap orang jauh dari penderitaan, itulah passion,” ujar Haidar.

Oleh karena itu, passion dapat diartikan sebagai cinta yang menyebabkan seseorang mampu menanggung penderitaan. Penderitaan tersebut bukan saja dirasa layak untuk ditanggung, tetapi diyakini dapat menjadi sumber kebahagiaan. Contoh lainnya yang lebih sederhana adalah seorang ibu yang mengurus bayinya. Meskipun lelah, itu menjadi sumber kebahagiaannya.

“Bekerja dengan passion adalah membukukan segala sesuatu yang dikerjakan dan diciptakan dengan hembusan napas ruhmu sendiri. Oleh karena itu, orang memilih pekerjaan yang sesuai passion agar ketika merasa lelah dan stres, penderitaan tersebut tetap menjadi sumber kebahagiaan mereka,” tutur Haidar.

Haidar kemudian menjelaskan jenis-jenis kesuksesan yang terbagi tiga: bitter success, toxic success, dan meaningful success. Sukses yang pertama—bitter success—contohnya adalah memiliki uang banyak dan popularitas. Namun, kesuksesan ini pahit karena masih banyak pemilik kesuksesan ini yang menderita dan memutuskan mengakhiri hidupnya.

Sukses yang kedua, yaitu toxic success, adalah kesuksesan di atas penderitaan orang lain. Misalnya, seseorang sukses dengan memiliki pabrik, tetapi limbah dari pabrik tersebut dibuang ke sungai dan merugikan orang lian. “Kesuksesan ini juga tidak memberikan kebahagiaan,” jelas Haidar.

Kesuksesan yang terakhir adalah meaningful success. Inilah kesuksesan yang membahagiakan karena kesuksesan ini mengandung makna. Kekayaan dan ketenaran seperti pada kesuksesan pertama bisa saja tidak memberikan makna—dan berakhir sebagai bitter success—kecuali kekayaan dan ketenaran tersebut digunakan untuk, misalnya, menolong orang lain sehingga memberikan makna.

“Hal yang mendorong kita mencapai meaningful success adalah compassion,” ungkap Haidar. Compassion sendiri berarti belas kasih sehingga passion by compassion berarti hasrat atau kegiatan yang dilakukan dengan belas kasih.

Dengan demikian, Haidar menganggap bahwa bekerja sesuai hobi dan kesukaan bagus, tetapi tetap bisa memberikan kebosanan. Di sisi lain, biasanya tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan hobi dan kesukaan. “Jadi, caranya bagaimana? Learn to love it, belajar mencintai pekerjaan yang sudah kita punya. Love has to be learnt and re-learnt,” pungkas Haidar. Itulah passion by compassion yang dimaksud dalam tajuk Studium Generale kali ini: ketika kita bisa melakukan sesuatu untuk orang lain melalui passion dan belas kasih kita sehingga ada makna dan kebahagiaan yang hadir, baik untuk orang lain maupun untuk diri sendiri.

Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)