Kiat-Kiat Mempersiapkan Diri untuk Karier Masa Depan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id--“Ada satu kutipan dari Zig Ziglar. ‘Success occurs when opportunity meets preparation’.” Itulah yang diungkapkan Laura Andiny Sutrisna, asisten dari Wakil Presiden Human Capital Management BCA kepada mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam acara Saturday Lesson dari ITB Career Center, Jumat (8/4/2022).

Webinar “Saturday Lesson” kali ini menarik dan tidak kalah serunya dengan tema-tema sebelumnya karena membahas bertopik “Upskill You Career Preparation”. Acara ini terselenggara berkat kerja sama pihak ITB Career Center dengan Keluarga Mahasiswa (KM) ITB dan panitia Wisuda April ITB 2022.

Sebagai gambaran, Luara menceritakan pengalamnnya terlebih dulu saat lulus kuliah. Perjalanan pencarian kerjanya memakan watu beberapa bulan. Dia mengakui bahwa saat itu mengira mendapat kerja bakal mudah dan cepat karena statusnya sebagai lulusan universitas negeri, tetapi realita tidak sama dengan ekspektasi. Penolakan dan tidak ditanggap balik oleh perusahaan merupakan pengalaman lumrah selama masa-masa tersebut.

“Ternyata, kampus bagus atau IPK bagus tidak menjamin kita langsung keterima kerja,” Laura bercerita. “Maka dari itu, kita harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari.”

Hal pertama yang bisa dilakukan sebagai persiapan karier adalah mengetahui apa yang ingin lakukan setelah lulus, seperti menjadi pengusaha, pekerja, atau lanjut kuliah. Kandidat pekerja perlu melamar ke perusahaan dan melalui beberapa proses ujian dan wawancara sebelum mereka ditentukan untuk diterima.

Melamar ke perusahaan perlu mempersiapkan dokumen-dokemen penting, dan salah satunya adalah CV. Laura berpesan CV harus dibuat singkat, padat, dan lengkap dengan data pribadi, riwayat edukasi, pengalaman, pencapaian dan keterampilan. Kandidat juga harus memerhatikan jenis industri dan kualifikasi perusahaan yang harus dimasukan ke dalam CV. Contoh, pendaftaran ke pemasaran dan pengiklanan secara general akan lebih condong ke CV dengan desain kreatif, sedangkan pendaftaran ke perusahaan perbankan lebih mementingkan kelengkapan informasi dalam CV.

Biasanya, alur rekrutmen perusahaan dilaksanankan sebagai berikut: pelamaran, pengerjaan tes masuk, wawancara, FGD (Focus Group Discussion), dan pemeriksaan kesehatan. Dalam proses wawancara, prinsip 3T (Tools, Technique dan Trust) dapat diaplikasikan, di mana tools adalah peralatan yang diperlukan, teknik merujuk kepada metode dan latihan untuk menjawab pertanyaan perekrut berbasis situasi-tugas-aksi-hasil serta bahasa tubuh, dan trust merupakan kepercayaan kepada diri sendiri dan perekrut untuk menceritakan segala hal sebenar-benarnya.

Saran terakhir yang diberikan oleh Laura adalah untuk mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya, dalam organisasi, kepanitian maupun proyek. Selain memperkaya CV dan menambah kemampuan, pengalaman banyak membantu dalam mengetahui kesukaan dan ketidaksukaan diri sendiri; mengikuti berbagai aktivitas dapat dilihat sebagai wadah eksplorasi minat untuk karier ke depannya. Menjalin hubungan dengan orang-orang tepat di pengalaman-pengalaman tersebut juga dapat membantu dalam masa-masa pencarian pekerjaan.

Namun, Laura mengingatkan untuk tidak menelantarkan tugas akademik dan berusaha untuk mempertahankan prestasi akademik. “Masih banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan IPK sebagai sortiran awal kandidat secara manual atau otomatis. IPK melambangkan tanggung jawab mahasiswa atas proses akademis yang sudah dipilih, maka diusahakan untuk meningkatkan nilainya jika waktu masih ada.” Dengan semua kiat yang sudah dipaparkan, dia menyemangati para peserta untuk melakukan proses seleksi yang terbaik dari sekarang tanpa menunda-nunda.

Reporter: Ruth Nathania (Teknik Lingkungan, 2019)