Beliau memulai dengan berbagi refleksi atas masa transisi setelah kelulusan yang penuh tantangan. Ketika sektor minyak dan tambang tengah mengalami kelesuan, beliau memilih tidak terpaku pada satu jalur karier. Melalui kerja paruh waktu, peningkatan kapasitas diri, dan akhirnya melanjutkan studi magister dalam bidang manajemen dan kepemimpinan di Hungaria, beliau menunjukkan pentingnya sikap adaptif di tengah ketidakpastian.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan ijazah. Dunia terus berubah cepat, kita harus siap,” ujarnya.

Perjalanan karier Eka di PBB mencakup berbagai lembaga seperti UNICEF, FAO, dan UNHCR, dengan peran yang berfokus pada manajemen, keuangan, dan sumber daya manusia. Beliau menekankan pentingnya menguasai keterampilan lintas bidang, kemampuan bahasa Inggris, serta branding pribadi dan jaringan. Beliau menjelaskan struktur jenjang karier di PBB dan proses seleksi yang kompetitif namun terbuka untuk semua latar belakang akademik, termasuk sains kebumian.

Sebagai bagian dari pengalamannya di Hungaria, Eka juga memperkenalkan Stipendium Hungaricum, sebuah program beasiswa penuh dari Pemerintah Hungaria. Program ini mendanai studi jenjang S1 hingga S3 untuk mahasiswa internasional, termasuk bidang Geosains. Menurutnya, beasiswa ini dapat menjadi batu loncatan penting untuk masuk ke ekosistem pendidikan dan kerja Eropa.

Seminar ini menegaskan bahwa alumni Teknik Geologi ITB memiliki potensi karier yang luas di luar bidangnya. Dengan kesiapan belajar, keterbukaan terhadap pengalaman baru, dan keberanian untuk melangkah ke ranah global, pintu-pintu baru akan terbuka. Eka Nurmuzaki menjadi bukti nyata bahwa latar belakang geosains dapat menjadi fondasi kokoh untuk peran-peran strategis di tingkat internasional.

Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)