KM ITB Kirimkan Aksi Kemanusiaan untuk Korban Bencana Jawa Tengah
Oleh Bayu Septyo
Editor Bayu Septyo
BANDUNG, itb.ac.id - Tingginya intensitas hujan yang berlangsung sejak pagi hingga sore pada Sabtu (18/06/16) silam mengakibatkan bencana banjir bandang dan longsor di banyak daerah Jawa Tengah bagian selatan. Berdasarkan rilisan BNPB pusat, kejadian yang langsung menjadi perhatian nasional ini menimpa 8 kabupaten dan menyebabkan kerugian hingga lebih dari lima puluh miliar rupiah. Adapun total korban jiwa akibat banjir dan longsor di keseluruhan provinsi tersebut adalah 59 orang meninggal dunia, 4 orang hilang, dan 22 orang luka-luka.
Tak tinggal diam, perwakilan Kabinet Nyala dan beberapa mahasiswa volunteer ITB atas nama KM ITB pada Jumat hingga Sabtu (24-25/06/16) terjun langsung ke beberapa lokasi kejadian bencana di Purworejo sebagai salah satu daerah kejadian bencana terparah. Setibanya disana, dengan bekal sumbangan dari berbagai massa kampus, mereka langsung membantu para korban dalam menyediakan berbagai recovery treatment pasca banjir. Termasuk didalamnya, berbagai bantuan logistik diberikan kepada para pengungsi dan keluarga korban meninggal serta anak-anak yang mengalami bencana tersebut. Bantuan logistik yang disediakan oleh relawan mahasiswa ITB utamanya berupa alat tulis anak-anak, kasur dan selimut.
Terbatasnya bantuan yang disediakan merupakan bagian dari upaya efisiensi penyediaan bahan logistik oleh KM ITB yang tengah bekerja sama dengan Muda Ganesha selaku Paguyuban Mahasiswa ITB Alumni SMAN 1 Purworejo. Dalam persiapannya, Andronikus (Teknik Sipil 2015) dan Muhamad Burhanudin (Teknik Lingkungan 2012) menjadi penanggung jawab sekaligus narahubung bagi massa kampus di ITB yang hendak memberikan bantuan ataupun mengetahui transparansi aksi relawan yang berangkat nantinya. Setelah dana terkumpul, Burhan mewakili Kabinet Nyala dan KM ITB bertolak menuju Purworejo yang kemudian disusul oleh Syafiq (Teknik Metalurgi 2014) dari Pekalongan dan Isbram (Teknik Geologi 2015) dari Magelang. Saat turun di lapangan, ketiganya berkolaborasi dengan Muda Ganesha yang telah lebih dahulu bersiaga dan mendata kebutuhan berbagai pengungsi di daerah Purworejo. Â"Jadi sifatnya lebih men-support (melengkapi, -red) bantuan-bantuan yang mereka (Muda Ganesha, -red) mau kasih. Karena kan, mereka sudah terlebih dahulu menyediakan berdasarkan data kebutuhan dari korban di lapangan. Daripada terjadi mubazir tumpang tindih pemberian bantuan kan,Â" terang Burhan.
Uniknya, semua bantuan dilakukan tanpa bantuan perantara melainkan dibeli saat para relawan tiba di lokasi. Para relawan mahasiswa ITB berkeliling pusat perbelanjaan setempat untuk membeli barang yang dibutuhkan hingga selanjutnya secara langsung mendistribusikannya kepada para korban. Â"Ini tujuan kita sekedar memastikan amanah donasi itu tepat sasaran, dari kebutuhan sampai yang membutuhkan,Â" beber Burhan meyakinkan. Untuk saat ini, walaupun tim relawan mahasiswa ITB telah kembali dan belum memiliki rencana lanjutan kedepannya, KM ITB melalui Kabinet Nyala tetap memantau berbagai perkembangan yang dilaporkan BNPB Pusat melalui websitenya.