Pesan Rektor dalam Peringatan Dies Natalis ke-66: ITB Siap Menuju Fourth Generation University

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-66, Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan Sidang Terbuka Dies Natalis ke-66 pada Senin (3/3/2025). Acara diselenggarakan secara luring di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Institut Teknologi Bandung.

Pada sambutannya, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menyampaikan mengenai perjalanan panjang ITB dan arah masa depan institusi ini dalam menghadapi tantangan global.

Beliau mengucapkan rasa syukur atas perjalanan panjang ITB sejak didirikannya Technische Hoogeschool te Bandoeng pada tahun 1920 hingga resmi menjadi ITB pada tahun 1959 melalui ketetapan Presiden Soekarno. “Dies Natalis ke-66 ini adalah momen istimewa yang tidak hanya merefleksikan sejarah panjang institusi kita, tetapi juga menjadi kesempatan untuk merancang masa depan ITB dalam menjawab tantangan yang semakin kompleks,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Tatacipta menekankan bahwa perjalanan ITB juga mencerminkan perjalanan bangsa. Dalam usia ke-66 ini, ITB tetap berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Indonesia dan dunia, baik dalam bentuk karya, penelitian, maupun pemikiran yang inovatif. “Hari ini, dalam peringatan ulang tahun ke-66, kita harus terus konsisten dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu memberikan solusi bagi permasalahan bangsa dan dunia,” tambahnya.

Prof. Tatacipta pun menyoroti pentingnya pendekatan transdisiplin dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Beliau menyatakan bahwa sebagai institusi yang tengah bertransformasi menuju Fourth Generation University, ITB harus melampaui pendekatan monodisiplin atau multidisiplin yang selama ini diterapkan. “Pendekatan transdisiplin bukan hanya sekadar menyandingkan berbagai bidang ilmu, tetapi membangun paradigma baru yang memungkinkan berbagai disiplin ilmu bersinergi dalam suatu ekosistem yang lebih adaptif,” jelasnya.

Menurutnya, pendekatan ini sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan global yang semakin kompleks, seperti perubahan iklim, kesehatan global, wabah penyakit, ketahanan pangan, ketimpangan pendidikan, kecerdasan buatan, dan keberlanjutan industri nasional. Dengan mengembangkan kolaborasi antara ilmu kemanusiaan, seni dan desain, sains, serta bisnis, ITB diharapkan mampu memainkan peran strategis dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan.

Prof. Tatacipta juga mengajak seluruh civitas akademika untuk bersama-sama membangun ITB sebagai pusat unggulan transdisiplin yang mempelopori masa depan lebih baik. “Marilah kita bergandengan tangan dan berkolaborasi untuk menjadikan ITB sebagai institusi yang mampu memberikan dampak nyata bagi bangsa dan dunia,” ajaknya.

Di akhir pidatonya, Rektor ITB mengucapkan selamat kepada seluruh penerima penghargaan dalam perayaan Dies Natalis ke-66 ini. “Selamat kepada semua yang telah menerima penghargaan atas dedikasi dan kontribusinya. Semoga penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi ITB dan bangsa Indonesia,” tutupnya.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#diesnatalis #diesnatalis66 #itb #rektoritb