KM ITB Lancarkan Aktivitas Mahasiswa Melalui Transnangor

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor Teguh Yassi Akasyah

BANDUNG, itb.ac.id - Keberadaan ITB Jatinangor sebagai  kampus off - ITB Ganesha telah menjadi sebuah solusi yang dapat menyelesaikan berbagai masalah yang berkenaan kepadatan kampus ITB Ganesha. Seperti yang kita ketahui bahwa kampus ITB Ganesha idealnya hanya bisa menampung 15.000 mahasiswa, sedangkan saat ini mahasiswa yang berkuliah di ITB kampus Ganesha berjumlah  20.000 orang. Artinya, berdasarkan jumlah mahasiswa tersebut kampus ITB Ganesha sudah tidak dapat menampung mahasiswa dengan jumlah yang lebih besar lagi. Namun di sisi lain, ITB Jatinangor selain menyelesaikan masalah kepadatan juga memberikan beberapa dampak negatif bagi beberapa aspek, khususnya di bidang kemahasiswaan dan transportasi.

Sistem multi-kampus yang saat ini sedang dialami sejumlah mahasiswa di ITB memunculkan permasalahan yang kongkrit, terutama bagi mereka yang harus bolak-balik dari ITB Jatinangor menuju ITB Ganesha. Isu transportasi yang telah lama terdengar di kalangan mahasiswa ini kembali gencar dibicarakan semenjak dibukanya program studi baru untuk angkatan 2012 yang mengharuskan mereka menjalankan sistem multi-kampus. Menindaklanjuti masalah ini, Kementrian Koordinasi Advokasi Kampus dibawah Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB bekerjasama dengan Techno Entrepreneur Club (TEC) ITB merancang dan menganalisis permasalahan ini, hingga akhirnya mampu menjawabnya melalui program transportasi antar-kampus yang dinamai Transnangor.

Program ini sebenarnya sudah dibahas semenjak kepengurusan Kabinet KM ITB dua tahun yang lalu. Namun, langkah ini baru terlaksana dan digencarkan lagi pada kepengurusan Kabinet Pelita Muda yang diketuai oleh Nyoman Anjani (Teknik Mesin 2009).  Dalam merealisasikan program ini, tim Kabinet dan TEC bekerjasama dengan Geulis Travel sebagai media transportasinya. Transnangor yang telah dioperasikan pada Kamis (23/01/14) ini didasari berdasarkan hasil analisis tim terhadap sejumlah mahasiswa program studi Rekayasa Hayati yang berkuliah di Kampus ITB Jatinangor, sebanyak 48% mahasiswa di kampus Jatinangor mengunjungi kampus Ganesha karena alasan akademik, 23% untuk kegiatan unit, dan sisanya kegiatan kemahasiswaan.

Harga Transnangor Relatif Lebih Murah

Perbedaan yang menonjol pada program yang diketuai oleh Reza Levi Fauzi (Teknik Fisika 2011) ini adalah harga yang ditawarkan. Mahasiswa yang ingin melakukan perjalanan dengan menggunakan Transnangor hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 5.000 saja. Penerapan harga ini didasari oleh hasil analisis yang menunjukkan bahwa sebanyak  34% responden yang menyatakan bahwa mereka bersedia membayar transportasi sebesar Rp 1.000 hingga Rp 5.000 saja, serta Sebanyak 35% dari mereka mengeluarkan dana sebesar Rp 50.000 untuk melakukan perjalanan.

Transnangor menerapkan sistem subsidi yang didanai langsung oleh Lembaga Kemahasiswaan (LK) ITB. Dana tersebut merupakan bantuan dari Dikti yang merupakan biaya APBN bidang kemahasiswaan. Berdasarkan dana yang diperoleh, program ini diperkirakan mampu bertahan hingga akhir April mendatang, sehingga diperlukan perhatian khusus untuk tetap menerapkannya.

 

Tiket Transnangor Khusus Mahasiswa ITB

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Transnangor hanya diperuntukkan bagi mahasiswa ITB. Dalam proses pembelian tiket Transnangor pun diwajibkan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Tiket tersebut dapat diperoleh di Tokema ITB dan melalui Ibu Kakay di Asrama Mahasiswa kampus Jatinangor. Setelah memperoleh tiket, pembeli dapat dibawa langsung ke pol Geulis Travel sebagai bukti pembelian atau dapat menunjukkannya kepada pengendara ketika melakukan fasilitas jemput alamat. Saat ini, fasilitas jemput alamat hanya dapat dilakukan dengan jumlah minimal penumpang sebanyak 8 orang dan berlokasi di sekitar kampus ITB. Jadwal keberangkatan Transnangor disesuaikan dengan jadwal Geulis Travel, yaitu berangkat setiap 90 menit sekali. Travel ini beroperasi mulai pukul 06.00 sampai 22.00 WIB.

Transnangor Permudah Aktivitas Mahasiswa

Berbagai alasan yang mengharuskan mahasiswa ITB Jatinangor untuk berkunjung ke kampus Ganesha membuat mereka merasa nyaman akan kehadiran Transnangor ini. Setelah seminggu beroperasi, tiket Transnangor telah banyak dibeli mahasiswa untuk beraktifitas. Salah seorang penikmat Transnangor, Nida Nurul Huda (Rekayasa Kehutanan 2012) mengaku sangat terfasilitasi dengan adanya program ini. "Transnangor telah berhasil menghubungkan kami dengan kampus Ganesha, aktivitas pun dapat dilaksanakan dengan lancar," tutur Nida.

Hadirnya program Transnangor ini dapat menjembatani permasalahan multi-kampus untuk saat ini, kedepannya program ini diharapkan dapat berkembang dan lebih mudah lagi sehingga mahasiswa lebih leluasa beraktifitas. Program Transnangor yang telah diusulkan ke rektorat ini mendapatkan dukungan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, karena untuk selanjutnya dapat dipastikan pusat kampus ITB akan berada di  Kampus Jatinangor.

Sumber foto : www.twitter.com/transnangor