Kolaborasi Komunikasi & Seni
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Kamis kemarin, 10 Maret 2005, SBM kembali mengadakan kuliah tamu (guest lecturing). Pada kali ini mengundang Putri Watson, seorang General Manager dari Mirage Television Production, sebuah Production House di Jakarta. Kuliah kali ini diawali dengan membahas mengenai problema dan peluang bekerja di Indonesia untuk seorang Expatriat. Kuliah yang dimulai dari Pukul 07.00 WIB s/d 11.00 WIB ini, dibagi menjadi tiga sesi, dan masih berkaitan dengan kuliah apresiasi seni di malam harinya.
Putri yang juga anak kedua dari Prof. Conrad.W.Watson ini, memulai menjelaskan dengan alasan mengapa ia pindah kerja dari negara yang kondisinya sudah stabil, aman, dan bersih - Dalam hal ini Eropa, karena ia merasa amatlah sulit untuk mendapatkan tantangan baru, BerInovasi, serta sulit untuk mendapatkan Peluang dan Pengalaman baru. Sedangkan ia merasa bahwa Indonesia merupakan negara yang masih memiliki banyak hal yang disebutkan di atas.
Lulusan dari University of London dibidang Drama & Bahasa Prancis ini mengajarkan kepada Mahasiswa SBM bagaimana pentingnya untuk membuat kepercayaan dalam berbisnis, dan juga bagaimana menghargai karyawan, agar tercipta loyalitas karyawan terhadap perusahaan kita, sehingga dampaknya untuk jangka panjang akan baik.
Ia juga menjelaskan bagaimana perbedaan standard antara expatriat dan karyawan lokal, perbedaan budaya kerja yang memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan perusahaan. Keseluruhan hal itu sesungguhnya bisa diatasi dengan komunikasi dua arah antara manajer dan karyawan, dimana bisa terjadi 'feedback' diantara keduanya.
Disesi kedua, ia menjelaskan topik yang masih berkaitan dengan sesi pertama, yakni mengenai bekerja di industri pertelevisian Indonesia. Di sini, stasiun televisi menggantungkan hajat hidupnya kepada iklan, sedangkan di luar negeri mereka bebas menjual tayangannya langsung pada pemirsa. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pemilik iklan yang menayangkan iklannya di televisi Indonesia, antara lain banyaknya orang yang mengganti Channel TV mereka, ketika iklan ditayangkan merupakan tantangan yang amat besar bagi pemilik iklan, stasiun televisi biro iklan serta rumah produksi yang harus berlomba-lomba untuk mengadu kreativitas mereka dalam berkarya di bidang acara televisi dan iklan, agar sebagus mungkin bisa menarik perhatian dari pemirsa televisi dan maksud dari pesan mereka bisa diterima dengan baik.
Putri juga menjelaskan persaingan ketat antar stasiun televisi di Indonesia, di mana banyak perusahaan televisi yang mengklaim bahwa mereka merupakan channel keluarga, yang bisa dinikmati oleh semua orang. Dalam hal ini, hanya sedikit perusahaan televisi yang mampu dan berani untuk berdiferensiasi dari 'positioning'-nya. Oleh karena itu, perusahaan tempat ia bekerja menetapkan segmentasi yang berbeda dari kebanyakan rumah produksi lainnya, yaitu membuat acara untuk kalangan atas, yakni orang yang sudah bekerja dan berkehidupan mapan.
Sebelum ia mengakhiri kuliahnya, ia memutarkan dua buah video, pilot dari program acara yang hendak dibuat oleh rumah produksi tempat ia bekerja, setelah sebelumnya ia menjelaskan bagaimana urutan Masterplan storyboard dari program acara tersebut.
Setelah Putri Watson selesai memberikan kuliahnya, giliran Benny Yohanes yang memberikan kuliah. Ia meminta kepada mahasiswa SBM untuk membuat sebuah program yang terdiri dari presentasi dan iklan sebuah produk fiktif karya mahasiswa. Setiap kelompok mahasiswa diminta untuk bekerja sekreatif mungkin untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, agar konsumen mengerti dan tertarik pada produk tersebut.
Benny yang juga Dosen di STSI Bandung ini, di malam harinya mengajak kepada seluruh mahasiswa SBM untuk menghadiri pertunjukan Longser Gaul, yang disutradarai oleh Anton Yustian, Jr, dari Anka Andika Pro. Di sana, mahasiswa diminta untuk menikmati pertunjukan ini dan nantinya akan menjadi contoh untuk membuat pertunjukan di akhir mata kuliah Artistic & Recollection bimbingan Benny Yohanes.
Pertunjukan yang diadakan di GK.Rumentang Siang pukul 19.00 sampai 21.00 WIB ini, dihadiri oleh sekitar 50 orang Mahasiswa SBM yang memang tertarik untuk menghadirinya. Salah satu dari mahasiswa berkata sehabis pertunjukan kepada Anton, "Saya seumur hidup, baru sekali melihat pertunjukan seperti ini, dan saya sangat puas, Luar biasa!". Karenanya, Benny meminta kepada Anton untuk menjadi Guest lecture nanti di mata kuliahnya untuk menceritakan pengalamannya mengelola Sanggar seni dan bagaimana seni amat diperlukan dalam bisnis, serta memberikan pengarahan kepada mahasiswa, bagaimana membuat pertunjukan seni yang menarik.
Rendy Maulana